Ari Pradana Seregar, - (2024) Tradisi Menimbang Anak Yang Lahir Di Bulan Safar Pada Masyarakat Melayu Rokan Perspektif Hukum Islam. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text (File Lengkap sampai Lampiran Kecuali BAB IV)
File Lengkap Sampai Lampiran Kecuali BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (565kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya sebuah tradisi yang telah turun-temurun dilaksanakan oleh masyarakat suku Melayu, di Desa Serombou Indah, Kecamatan Rambah Hilir, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau, yaitu tradisi menimbang anak yang lahir dibulan Safar, dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sudut pandang hukum Islam, terhadap tradisi tersebut. Penelitian ini berupa penelitian lapangan (field research), dengan pendekatan kualitatif normatif. Adapun tekhnik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah observasi, wawancara, serta dokumentasi. Selanjut nya data yang didapat disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan cara reduksi data, display data (penyajian data), dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa: Tradisi menimbang anak yang lahir di bulan Safar, dilakukan dengan cara ditimbang, dengan berbagai hasil pertanian, seperti beras, labu, kundur, tebu, pisang, serta kayu bakar, dan olahan makanan yang berat lagi beku, seperti dodol. Pelaksanaan tradisi ini dapat dilakukan setelah bayi berumur 44 hari lebih, dilaksanakan dengan timbangan berbentuk ayunan dimasing-masing sisinya adalah anak dan bahan penimbang. Pelaksanaan nya dipimpin oleh Imam Masjid sebagai tukang doa sang anak, Setelah usai seluruh bahan penimbang dibagikan kepada hadirin yang turut hadir menyaksikan. Tradisi ini dimaksudkan untuk mendoakan sang anak agar terhindar dari bebagai keburukan, karena bulan Safar dipercayai sebagai bulan yang membawa keburukan, konon bila tidak dilaksanakan, masyarakat percaya bahwa sang anak, akan mudah sakit, dan pendek umurnya. Menurut tinjauan hukum Islam, tradisi ini merupakan ‘urf fasid,yaitu tradisi yang mengandung kerusakan atau pertentangan dengan hukum-hukum Islam, yakni adanya kepercayaan mistis dibalik maksud dari tradisi tersebut, meskipun demikian Islam tidaklah serta merta menghapus tradisi yang ada, suatu ‘urf yang rusak apabila kerusakannya dihilangkan atau diperbaiki, maka menjadi solusi tradisi tersebut dapat tetap dilestarikan. Hal inilah yang disebut ‘urf shahih yaitu ‘urf yang tidak mengandung kerusakan, melainkan ada kebaikan-kebaikan yang menyebabkannya dapat dilestarikan. Hal ini pada tradisi menimbang anak yang lahir di bulan Safar, dapat diterapkan dengan menjadikannya hanya semata perbuatan menimbang anak tanpa ada kaitannya dengan kepercayaan mistis apapun, dan bahan penimbang dapat disedekahkan, sehingga menjadi sebuah kekayaan khazanah kebudayaan dimasyarakat Melayu Rokan. Kata Kunci: Menimbang anak, Melayu Rokan, Hukum Islam
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) | ||||||||||||
Depositing User: | fasih - | ||||||||||||
Date Deposited: | 24 Oct 2024 07:01 | ||||||||||||
Last Modified: | 24 Oct 2024 07:02 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/84270 |
Actions (login required)
View Item |