HELENA SAFITRI, - (2024) MAKNA DABBAH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN SEMANTIKA AL-QUR’AN). Thesis thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

Preview	Text TESIS HELENA SAFITRI.pdf Download (11MB) | Preview
	Text (BAB IV) BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

ABSTRAK Helena Safitri, 2024: Makna Dabbah dalam Perspektif Al-Qur’an (Kajian Semantika Al-Qur’an) Allah SWT menciptakan makhluk hidup, salah satunya adalah hewan. Hewan adalah makhluk bernyawa yang mampu bergerak (berpindah tempat) dan mampu berinteraksi terhadap rangsangan, tetapi tidak memiliki akal budi. Diantara beberapa jenis hewan, masing-masing mempunyai klasifikasi tersendiri, salah satunya adalah hewan melata. Di dalam Al-Qur‟an hewan melata disebut dengan Dabbah. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentukbentuk makna dari Dabbah menurut para mufassir?, dan Apa pendekatan yang digunakan oleh para mufassir dalam menafsirkan ayat Dabbah?. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan library reseach yaitu penelitian yang menitikberatkan pada literature dengan cara menganalisis muatan isi yang berkaitan dengan kajian ini, baik dari sumber data primer maupun data sekunder dengan menggunakan metode semantika Al-Qur‟an yang membahas tentang makna-makna Dabbah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an. Adapun hasil dari penelitian ini bahwasanya kata Dabbah di dalam Al-Qur‟an bukan hanya diartikan sebagai hewan melata saja, akan tetapi masih terdapat dari beberapa ayat lain yang menyebut kata Dabbah mempunyai pengertian lain yaitu segala jenis hewan, manusia yang buruk, orang kafir, makhluk hidup, rayap dan binatang yang ada di Bumi. Di dalam Al-Qur‟an Allah SWT sudah menyebutkan tentang Dabbah, kata Dabbah dalam Al-Qur‟an diulang sebanyak 18 kali (14 kali dalam bentuk mufrad dan 4 kali dalam bentuk jama‟). Kata kunci: Dabbah, hewan melata, semantika Al-Qur‟an

Actions (login required)

View Item