NADIA TULIA, - (2024) ANALISIS HUKUM MEMBUJANG BAGI PENGIDAP HIV-AIDS MENURUT PUTUSAN MUI NO.18 TAHUN 1997 TENTANG BERSIKAP, BERGAUL DAN MERAWAT PENDERITA AIDS. Skripsi thesis, UIN SUSKA RIAU.

Preview	Text SKRIPSI LENGKAP KECUALI BAB IV.pdf Download (8MB) | Preview
	Text (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (734kB)

Abstract

Membujang merupakan perbuatan yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW, akan tetapi membujang merupakan solusi bagi kaum yang menderita penyakit HIV-AIDS. Karena dengan para pengidap HIV-AIDS tidak menikah maka tidak mendatangkan kepada kemudharataan, Menurut hukum Islam pula Membujang hukumnya boleh dikarenakan HIV-AIDS merupakan penyakit yang boleh dibatalkan dalam pernikahan, Sama halnya dengan Putusan MUI No.18 Tahun 1997 mengatakan bahwa pengidap HIV menikah dengan orang yang tidak memiliki penyakit HIV ataupun AIDS maka hukum nya makruh bahkan bisa menjadi haram. Rumusan masalah pada penelitian ini yakni mengenai Apa saja penyakit yang menjadi penyebab penghalang pernikahan, hukum membujang bagi pengidap HIV-AIDS Menurut Hukum Islamhukum, dan bagaimana aanalisis terhadap putusan MUI No.18 Tahun 1997 tentang bersikap, bergaul dan merawat penerita AIDS. Teknik pengupulan data ini menggunakan studi Pustaka. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penulis setuju dengan putusan MUI mengenai membujang bagi pengidap HIV-AIDS yang mana HIV-AIDS merupakan penyakit yang menular dan juga berbahaya. Dengan pengidap HIV AIDS tidak menikah Maka tidak akan menularkan kepada orang lain dan tidak pula memudharatkan keturunannya. Kata kunci: Membujang, HIV-AIDS, Putusan Muzakaarah MUI No.18 Tahun 1997.

Actions (login required)

View Item