BRILIANT MAHATHIR, - (2024) AUDIT TATA KELOLA IT MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 5 [STUDI KASUS : PT. USDA SEROJA JAYA SHIPYARD]. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text Tugas Akhir (BAB 1, 2, 3, & 5) - Briliant.pdf Download (2MB) | Preview
	Text (BAB IV) Tugas Akhir (BAB 4) - BRILIANT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB)

Abstract

Di tengah digitalisasi dan pertumbuhan ekonomi, teknologi Informasi merupakan bidang yang diimplementasikan pada semua bentuk perusahaan. Tata kelola TI merupakan hal esensi pada sebuah organisasi, PT. Usda Seroja Jaya merupakan anak perusahaan dari grup Wilmar International. Identifikasi permasalahan pada perusahaan didapatkan tidak adanya standar dan prosedur, maupun monitoring dan evaluasi sehingga menyulitkan identifikasi terhadap permasalahan TI, peran dan tanggung jawab dalam tim TI tidak terdefinisi dengan baik, sehingga menyebabkan duplikasi pekerjaan dan inefisiensi, hal ini menyebabkan banyak ketidaksinkronan tata kelola kinerja. Audit IT menjadi sebuah faktor penilaian dalam tingkat kapabilitas sebuah perusahaan. Agar dapat mengidentifikasi risiko yang dihadapi perusahaan, penulis menggunakan framework COBIT 5 sebagai kerangka penilaian audit IT. Berdasarkan tahap Planning the Assessment, domain yang digunakan adalah domain APO (Align, Plan and Organise), domain ini mencakup keseluruhan terhadap strategi dan taktik, serta cara terbaik TI agar dapat berkontribusi pada pencapaian tujuan bisnis. Hasil kapabilitas level domain APO PT. Usda Seroja Jaya adalah rata-rata 0.40, kapabilitas masih pada level 0 (Incomplete Process). Level 0 tidak termasuk pada semua jenis indikator. Level 0 mencerminkan proses yang tidak diimplementasikan atau bahkan disebut proses yang gagal, meskipun hanya sebagian, dan tidak memiliki bukti proses dijalankan. Dengan kapabilitas level tertinggi ada pada IT proses APO03.02 dengan level 1.67, dan 16 IT Proses memiliki kapabilitas level 0, belum terjanlankan sama sekali. Rekomendasi untuk menutup GAP dari kapabilitas level yang diharapkan adalah membuat standar tata kelola TI yang komprehensif, adanya metrik pengukuran yang jelas, monitoring dan evaluasi tata kelola TI secara berkala, adanya target target kinerja, pelaporan hasil kepada stakeholder, serta analisis kembali mengenai tujuan TI, dan komunikasi formal dan informal dengan perusahaan induk.

Actions (login required)

View Item