ANGGA DAYA PUTRA, - (2024) KONSEP TAZKIYATUN NAFS IMAM AL-GHAZALI DAN IBNU QAYYIM AL-JAUZIYAH: STUDI KOMPARASI. Skripsi thesis, UIN SUSKA RIAU.
|
Text
SKRIPSI LENGKAP KECUALI BAB IV.pdf Download (8MB) | Preview |
|
Text (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang komparasi konsep tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) antara Imam al-Ghazali dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Secara historis kajian tentang tazkiyatun nafs telah banyak dibahas oleh para cendikiawan muslim, dua diantaranya adalah Imam al-Ghazali (450-505 H), pemikirannya tentang tazkiyatun nafs termuat dalam kitabnya ihya ̅ ulumiddi ̅n. Sedangkan, Ibnu Qayyim al-Jauziyah (691-751 H), pemikirannya mengenai tazkiyatun nafs termuat dalam kitabnya mada ̅rijus sali ̅ki ̅n. Keduanya memiliki pandangan yang berbeda mengenai tazkiyatun nafs, Ibnu Qayyim al-Jauziyah memandang bahwa tazkiyatun nafs adalah sebuah usaha untuk menekan hawa nafsu yang selalu menyeru kepada kejahatan dan keburukan. Ibnu Qayyim mengambil pendapat ini berdasarkan dalil al-Qur’an dalam penggalan ayat innan-nafsa la`ammāratum bis-sū (sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada keburukan). Al-Ghazali memiliki pandangan berbeda, bahwa yang dimaksud tazkiyatun nafs adalah sebuah usaha yang dilakukan seseorang dengan tujuan membersihkan hati, menjernihkan jiwa dan menghilangkan sifat keji melalui proses riyadhah dan mujahadah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode analisis deskriptif. Pada penelitian ini hanya fokus membahas bagaimana pemikiran al-Ghazali dan Ibnu Qayyim al-Jauziyah tentang penyujian jiwa dan bagaimana langkah-langkah yang ditempuh untuk mensucikan jiwa. Al-Ghazali memaknai an-nafs, al-aql, al-qalb, dan ar-ruh itu sebagai lathifah Rabbaniyah, sedangkan Ibnu Qayyim al-Jauziyah memaknai an-nafs sebagai sesuatu yang selalu menyeru kepada keburukan dan kejahatan. Metode yang ditempuh al-Ghazali dan Ibnu Qayyim untuk menyucikan jiwa memiliki perbedaan, cara yang Ibnu Qayyim lakukan yaitu, muhasabah, taubat, tadzakkur, mujahadah dan riyadhah. Sedangkan al-Ghazali dengan menggunakan istilah takhalli, tahalli dan tajalli. Terdapat persamaan dari penjelasan Ibnu Qayyim al-Jauziyah dan al-Ghazali, yaitu ingin mencapai jiwa yang tenang (nafs muthmainnah). Kata kunci: Tazkiyatun Nafs, Al-Ghazali, Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Komparasi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.01 Filsafat dan Teori tentang Agama Islam | ||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat | ||||||||||||
Depositing User: | fushu - | ||||||||||||
Date Deposited: | 28 Mar 2024 05:07 | ||||||||||||
Last Modified: | 28 Mar 2024 05:07 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/78221 |
Actions (login required)
View Item |