AHMAD KHAIRANI, - (2023) PROSES MANUSIA DALAM BERTAUHID MENURUT BUYA HAMKA (1908-1981). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
|
Text
SKRIPSI FULL.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text
HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perjalanan manusia dalam bertauhid kepada Tuhan serta menjelaskan konsep tauhid dari Buya Hamka (1908-1981). Yang cenderung ke faham Asy’ariyah Tauhid Dzat dan Sifat serta Maturidiyah dalam Tauhid Af’al. Penelitian ini adalah penelitian studi pustaka dengan objek pemikiran Buya Hamka dari bukunya Falsafah Ketuhanan dan Pelajaran Agama Islam. Analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Adapun hasil penelitian ini adalah: Pengenalan Tuhan yang pada sejarahnya manusia mengenal tuhan berubah-ubah setiap waktu. Mulai mengenali tuhan sebagai benda alam, langit dan bumi, dan roh manusia yang telah meninggal. Namun puncaknya pengenalan Tuhan mencapai kebenaran saat manusia mendapatkan kabar melalui wahyu yang dibawa Nabi dan Rasul. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengenalan Tuhan terjadi didasarkan dari adanya interaksi Akal, Panca Indra, dan Wahyu yang dibawa Nabi dan Rasul. Sedangkan metode pengenalan Tauhid oleh Buya Hamka terdiri dari 3 yakni Metode Seni Keindahan, Tasawuf, dan Tadabur. Kemudian Konsep Tauhid dari Buya Hamka terdiri dari tiga aspek yaitu dzat, sifat dan af’al. Adapun kedudukan tauhid Buya Hamka sama halnya seperti tauhid yang diajarkan oleh Imam Abu Al-Hasan Al-Asy’ari (874-936), Buya Hamka menjelaskan tauhid kedalam tiga aspek yaitu dzat, sifat dan af’alnya yang kesemuanya itu tidak bisa dipisah artinya harus saling menyatu antara ketiganya. Analisis peneliti dari pemikiran Tauhid Buya Hamka menyatakan bahwa Buya Hamka lebih mengedepankan sikap Tasawuf dalam memahami Ketuhanan dibandingkan logika dan Intelektual. Selain itu, Buya Hamka juga menekankan agar manusia memahami kembali fitrahnya sebagai manusia yang membutuhkan peran Ketuhanan sebagai tanggapan bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam melaksanakan aktifitasnya. Maka ada Dzat yang lebih kuasa yang dimaknai sebagai Tuhan. Terakhir Buya Hamka memaknai Tauhid secara Independen secara sosial. Buya Hamka menyampaikan bahwa orang yang bertauhid akan melahirkan kemerdekaan jiwa. Sebab, tiada lagi yang dianggap berkuasa selain Allah Swt. Keyakinan akan tauhid ini, akan membentuk jiwa yang kuat dan teguh dalam menghadapi atau menghalau kesulitan dan penderitaan hidup, karena bagi yang berjiwa tauhid tidak ada lagi beda antara hidup dan mati, yang penting adalah mencari ridha Allah Swt.. Kata Kunci: Tauhid, Buya Hamka, Dzat, Sifat dan Af’al.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 12 Jan 2024 04:42 |
Last Modified: | 12 Jan 2024 04:42 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/76639 |
Actions (login required)
View Item |