MOHAMAD SYAHMI IZZAT BIN CHE MD KARI, - (2023) HUKUM PEREMPUAN MELAKUKAN I’TIKAF DI RUMAHNYA (STUDI KOMPARATIF ANTARA IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM MALIK). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
|
Text
SKRIPSI MOHAMAD SYAHMI IZZAT BIN CHE MD KARI.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Mohamad Syahmi Izzat Bin Che Md Kari: Hukum Perempuan Melakukan (2023) I’tikaf di Rumahnya (Studi Komparatif antara Imam Abu Hanifah dan Imam Malik) I‟tikaf adalah salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam. Namun hukum perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya diperselisihkan dalam kalangan ulama. Ada yang berpendapat sah perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya dan ada juga ulama berpendapat tidak sah, dengan masing-masing dalil yang digunakan. Penelitian ini bertujuan, mengetahui bagaimana pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik mengenai hukum perempuan melakukan i‟tikaf di rumahnya serta dalil yang digunakan, kondisi sosial Imam Abu Hanifah dan Imam Malik dan analisa fiqh muqorron antara Imam Abu Hanifah dan Imam Malik tentang hukum perempuan melakukan i‟tikaf di rumahnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum islam normatif yang dilakukan dengan menggunakan metode library research, yang bersifat kualitatif yaitu dengan mengklasifikasikan sesuai dengan apa yang dibahas. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber sekunder. Seterusnya menggunakan pendekatan perbandingan hukum, yaitu dengan membandingkan pendapat Imam Abu Hanifah dan Imam Malik mengenai hukum perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya. Hasil penelitian mendapatkan bahwa dalam masalah hukum perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya, kedua-dua tokoh tersebut yaitu Imam Abu Hanifah dan Imam Malik sama-sama teguh dengan argumen masing-masing. Menurut pendapat Imam Abu Hanifah sah hukumnya seseorang perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya atas sebab dan dalil yang dikemukakannya. Namun Imam Malik berpendapat bahwa tidak sah hukumnya seseorang perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya melainkan di masjid dengan alasan atau sebab dan dalil yang dikemukakannya. Penulis berpendapat bahwa pendapat Imam Abu Hanifah lebih selamat untuk mengamalkannya pada masa kini secara umumnya, karena banyak kebaikannya serta terdapat hadis yang mengatakan bahwa perempuan lebih utama untuk melakukan ibadah di rumah daripada masjid di luar rumahnya. Namun penulis tetap menghormati serta menerima pendapat Imam-Imam mazhab yang mengatakan tidak sah perempuan melakukan I‟tikaf di rumahnya melainkan di masjid. Kata kunci: Abu Hanifah, Malik, perempuan, I’tikaf, rumah
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 11 Dec 2023 03:34 |
Last Modified: | 11 Dec 2023 03:34 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/76001 |
Actions (login required)
View Item |