Rama Dandi, - (2023) TANGGUNG JAWAB AYAH TERHADAP ANAK PASCA PERCERAIAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (STUDI KASUS PENOLAKAN NAFKAH ANAK DARI MANTAN SUAMI OLEH MANTAN ISTRI DI KECAMATAN BUKIT KAPUR KOTA DUMAI). Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
BAB 1-3.pdf Download (6MB) | Preview |
|
Text (BAB IV dan BAB V)
Dandi BAB IV, 5.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tanggung jawab ayah terhadap anak pasca perceraian perspektif hukum Islam (studi kasus penolakan nafkah anak dari mantan suami oleh mantan istri di kecamatan Bukit Kapur kota Dumai). Adapun jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian dengan cara turun langsung ke daerah atau tempat penelitian guna untuk mendapatkan data yang diinginkan. Sedangkan penelitian ini dilakukan di kecamatan Bukit Kapur kota Dumai, dengan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Berdasarkan penelitian di lapangan, hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu tanggung jawab ayah untuk nafkah anak baik itu dari segi perundang-undangan yang ada di Indonesia ataupun berdasarkan perspektif hukum Islam, dikatakan bahwa tanggung jawab ayah tersebut adalah suatu hal yang memang harus dilakukan untuk memberikan nafkah kepada anaknya setidaknya sampai anak itu tumbuh menjadi dewasa dan mandiri. Akan tetapi, di dalam hukum Islam untuk persoalan besaran nafkah anak yang harus diberikan ayah tidak diatur, tetapi hendaknya terpenuhi hak-hak anak untuk dapat tumbuh dan kembang secara semestinya. Selanjutnya, alasan mantan istri menolak nafkah anak yang diberikan oleh mantan suami yang terjadi di kecamatan Bukit Kapur kota Dumai, yaitu merasa mampu (sombong) dan nafkah yang diberikan mantan suami tidak mencukupi, serta kekhawatiran mantan istri akan nafkah anak yang diberikan mantan suami dari penghasilan yang haram, serta jika ditinjau dari perspektif hukum Islam, dapat dirincikan jika alasan penolakan adalah merasa mampu dan menganggap pemberian mantan suami sedikit untuk nafkah anak, maka hal ini dilarang karena lebih kepada sifat menyombongkan diri dan dalam Islam itu suatu hal yang dilarang, karena Islam tidak ada menunjukkan secara rinci mengenai besaran yang harus diberikan mantan suami untuk nafkah anak. Selanjutnya, untuk alasan penolakan akan kekhawatiran nafkah anak yang diberikan didapatkan dari hal yang haram, maka hal ini diperbolehkan demi menghidari hal yang mudharat dan mendapatkan keselamatan baik bagi diri mantan istri pun juga anak.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | pps - |
Date Deposited: | 21 Jul 2023 07:09 |
Last Modified: | 21 Jul 2023 07:09 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/74437 |
Actions (login required)
View Item |