MUHAMMAD MUAZ BIN MOHD YAHAYA KHAN, - (2023) KONSEP SHIYAM UMAT TERDAHULU MENURUT PARA MUFASSIR (Analisis Penafsiran QS. al-Baqarah :183). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
GABUNGAN SKRIPSI KECUALI BAB IV.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
ABSTRAK Skripsi yang berjudul “Konsep Shiyam Umat Terdahulu Menurut Para Mufassir (Analisis Penafsiran QS. Al-Baqarah :183)” Penelitian ini bertujuan untuk menyikapi konsep puasa umat terdahulu menurut para mufassir. Sepertimana yang telah dijelaskan dalam al-Quran ayat 183 surat al-Baqarah, puasa itu telah ditetapkan dan diwajibkan keatas umat sekarang persis yang telah ditetapkan kepada umat terdahulu. Namun Allah swt tidak menerangkan bagaimana puasa umat terdahulu adakah sama seperti umat sekarang atau tidak. Selain itu, penulis juga ingin mengkaji apakah ada hikmah atau kebaikan puasa umat terdahulu pada umat sekarang. Maka, tajuk ini penulis angkat sebagai tajuk kajian penulis. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, (1) Bagaimana shiyam umat terdahulu yang disebutkan pada QS. al-Baqarah ayat 183 menurut para mufassir. (2). Apa saja konsep shiyam umat terdahulu dan hikmah yang dapat diambil dari shiyam umat terdahulu bagi umat sekarang menurut para mufassir? Penelitian ini merupakan jenis Library Research (Penelitian Perpustakaan), yaitu penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang terkait dengan masalah yang dibahas. Penelitian ini menggunakan penelitian tafsir maudhu‟i. Hasil penelitian: Bahwa Al-Qur‟an menyebut tentang puasa umat terdahulu hanya dalam surat al-Baqarah ayat 183 dengan kata kataba-kutiba. Para mufassir juga sepakat bahwa umat terdahulu itu adalah kaum Nasrani. Para mufassir juga menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa, konspe shiyam Umat terdahulu yakni (yahudi dan nasrani) dari segi penetapan shiyam umat terdahulu dan sekarang adalah sama dari segi masa, waktu, dan syarat batal dan sahnya puasa. Manakala hikmahnya terhadap umat sekarang adalah puasa dapat mengikat tali silaturrahim sepertimana yang telah di nyatakan oleh para mufassir. Selain itu, ibrah dari shiyam umat terdahulu juga memberikan rasa ubuddiyah kepada Allah swt yakni takut dan patuh kepada syariat Allah Swt tanpa mengubah atau melanggar apa yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Kata Kunci: Shiyam, Umat Terdahulu, Mufassir.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 21 Jul 2023 02:41 |
Last Modified: | 21 Jul 2023 02:41 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/74108 |
Actions (login required)
View Item |