Jumni Nelli and Isra Yuliana (2022) NUSYUZ ISTERI TIDAK MENGGUGURKAN NAFKAH MENURUT IBNU HAZM DAN RELEVANSINYA DENGAN HUKUM KELUARGA. Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, 21 (2). pp. 155-169.
|
Text
18809-61892-1-PB.pdf Download (365kB) | Preview |
Abstract
Penetapan aturan tidak diberi nafkah oleh istri nusyuz menimbulkan pembahasan dalam kajian fiqh. Hal ini dianggap oleh ulama kontemporer sebagai tindakan diskriminasi terhadap perempuan, jika dikaitkan dengan penerapan harta bersama dalam keluarga Islam Indonesia. hukum, itu akan menimbulkan ambiguitas. Berbeda dengan Ibnu Hazm, ia berpendapat bahwa seorang istri nusyuz tidak kehilangan mata pencahariannya. Penelitian ini untuk menjawab alasan Ibnu Hazm mencari nafkah bagi istri nusyuz, serta relevansinya dengan hukum keluarga Islam di Indonesia. ). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Ibnu Hazm mengatakan bahwa seorang istri nusyuz tetap wajib dinafkahi. Ibnu Hazm mendalilkan dengan zhahir ayat-ayat Al-Qur'an surat an-Nisa' ayat 34 dan hadits Nabi SAW karena tidak ada penyebutan secara tekstual tentang hilangnya nafkah bagi seorang istri nusyuz. Pendapat Ibnu Hazm relevan digunakan untuk hukum keluarga Islam Indonesia, karena berlaku harta bersama.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Rezeki Istri, Nusyuz, Ibnu Hazmi. |
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Ari Eka Wahyudi |
Date Deposited: | 08 Feb 2023 02:16 |
Last Modified: | 08 Feb 2023 02:16 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/68868 |
Actions (login required)
View Item |