Muhammad Al Yusuf (2015) PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG HUKUM MEMAKAN MASAKAN NON MUSLIM (Study Kasus Santri Muallaf Pondok Pesantren Modren I’aanatuth Thalibiin Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
fm.pdf Download (280kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (135kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (48kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (158kB) | Preview |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB) |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (42kB) | Preview |
|
|
Text
em.pdf Download (30kB) | Preview |
Abstract
Muallaf adalah orang yang hatinya perlu dilunakkan (dalam arti yang positif) untuk memeluk Islam, atau untuk dikukuhkan karena keislamannya yang lemah atau untuk mencegah tindakan buruknya terhadap kaum muslimin atau karena ia membentengi kaum muslimin Ketika seorang non muslim sudah masuk Islam maka mereka harus mentaati ajaran Islam itu sendiri dan memakan makanan yang halal lagi baik. Tetapi realita yang ada di Pondok Pesantren Modren I’aanatuth Thalibiin para santri yang Muallaf yang mondok dipondok ini malah masih ada yang bertemu dengan keluarganya bahkan sampai mau memakan makanan yang di masak oleh ibunya, yang dia tau bahwa orang tuanya tersebut adalah seorang yang bukan beragama Islam yang tidak seagama seperti dirinya. Dari permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi anak muslim yang muallaf terhadap makanan yang dimasak oleh orang tua mereka yang non muslim ketika mereka berkunjung kerumah orang tuanya pada waktu libur dan untuk mengetahui pandangan Islam tentang muslim memakan masakan orang-orang yang non muslim. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yang berlokasikan di Pondok Pesantren Modren I’aanatuth Thalibiin Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak. Sebagai subjek penelitian yaitu Seluruh Santi Muallaf Pondok Pesantren Modren I’aanatuth Thalibiin sedangkan objeknya adalah Pandangan Hukum Islam Tentang Makanan Antara Anak Muallaf Dengan Orang Tuanya Non Muslim (Study Kasus Santri Muallaf Pondok Pesantren Modren I’aanatuth Thalibiin Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak). Dengan data primer yaitu wawancara langsung dengan Santri Muallaf. Sedangkan data sekundernya yaitu buku, majalah,artikel maupun yang berkaitan hukum pergaulan antara anak muslim dengan orang tuannya non muslim. Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriftif dan kualitatif. Adapun Hasil penelitian ini yaitu kondisi santri muallaf terhadap masakan yang dimasak oleh orang tua mereka, mereka ikut memakan masakan orang tua mereka seperti yang dialami oleh Mahyuddin, Abdurrahman, Abdul Hakim, Abdullah dan Ilyas Hadi, Nurul Hidayah, Syaiful Amri dan Muhammad Syukri. Hasil analisis, bahwa hukum Islam melarang menggunakan bejana yang pernah dipakai oleh orang non muslim dan melarang memakan sembelihan yang dilakukan oleh orang-orang non muslim (bukan ahli kitab) karena ahli kitab saat ini sudah idak ada /definis ahli kitab masih banyak perbedaan.Islam memang membolehkan mengkonsumsi sesuatu yang haram ketika dalam keadaan darurat. Darurat disini adalah sudah tidak ada lagi makanan yang bisa dimakan untuk melangsungkan hidup kecuali hanya sesuatu yang haram. Maka hal seperti itu dibolehkan. Kalau melihat kasus yang dialami oleh Mahyuddin, Abdurrahman, Abdul Halim, Abdullahd dan Ilyas Hadi dengan alasan menghargai orang tua mereka, orang tua mereka marah, maka hal itu tidak tergolong darurat. Oleh karena itu mereka sebaliknya mencari solusi lain.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.56 Etika Moral Islam dalam Hal Tertentu |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | eva sartika |
Date Deposited: | 31 Aug 2016 05:10 |
Last Modified: | 31 Aug 2016 05:10 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/6625 |
Actions (login required)
View Item |