MUHAMMAD AKMALUL RIZAL, MAR (2022) PENGEMBANGAN MAKNA FĪ SABĪLILLĀH SEBAGAI MUSTAHIK ZAKAT MENURUT YUSUF AL-QARADHAWI DALAM TINJAUAN MAQĀSHID AL-SYARĪ’AH. Thesis thesis, UIN SUSKA RIAU.
|
Text
BAB 1-3_5, FIX.pdf Download (5MB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV rizal ok.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Tesis ini membahas tentang cakupan fī sabīlillāh sebagai salah satu asnāf penerima zakat. Ahli-ahli fikih klasik (islamic jurispridence) membatasi penyaluran zakat melalui golongan fī sabīlillāh pada mereka yang menolong agama Allah dengan cara berjihad mengangkat senjata di medan perang. Disyaratkan pula bahwa yang berhak menerima zakat hanyalah yang tidak menerima gaji dari Negara (daulah). Sebagian ulama kontemporer memandang bahwa hal itu terlalu menyempitkan makna fī sabīlillāh yang secara bahasa memang mengandung makna yang luas, mencakup semua jalan kebaikan. Yusuf al-Qaradhawi datang dengan jalan tengah diantara pendapat yang menyempitkan dan yang meluaskannya. Pada prinsip dasarnya, Al-Qaraḍawi sependapat dengan fuqāhā klasik untuk membatasi makna fī sabīlillāh pada ayat 60 surat Al-Taubah pada makna khusus saja yaitu berjihad menolong agama Allah. Namun, berbeda dengan jumhur fuqaha yang membatasi makna jihad pada jihad militer saja, AlQaraḍawi memandang bahwa makna jihad itu bisa berkembang dari masa kemasa. Jihad dimasa sekarang bisa berupa jihad membela agama dibidang pemikiran, pendidikan, sosial, ekonomi, dan politik. Pengembangan semacam ini merupakan suatu bentuk revitalisasi makna jihad untuk masa sekarang dimana perang bukan lagi hanya secara militer namun juga mencakup pemikiran dan kebudayaan. Fokus dan pertanyaan penelitian ini adalah tentang apa metode ijtihad yang digunakan oleh Al-Qaraḍawi dalam masalah fī sabīlillāh sebagai penerima zakat ini, apa saja kriteria (dhawabith) yang membatasinya, dan bagaimana pengembangan zakat seperti ini jika ditinjau dari pendekatan Maqāshid al-Syarī’ah. Penelitian ini tergolong kepada studi keislaman berjenis library research dengan pendekatan kualitatif normatif. Metode pengolahan data dan penarikan kesimpulan yang dipakai adalah analisa konten (Content Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam masalah ini Al-Qaraḍawi menggunakan metode ijtihad Bayani dan Ta‟lili dengan pola ijtihad intergratif yang menggabungkan antara metode intiqo’i dan insya’i. kemudian didapati pula bahwa pengembangan makna jihad kepada bentuk-bentuk baru ini tentu harus dibatasi dengan kriteria-kriteria (Dhawabith) agar tidak meluas. Penulis berusaha menghimpun dhawābith fī sabīlillāh perspektif Al-Qaraḍawi melalui contoh-contoh (Furū’) yang beliau sebutkan dalam kitab Fiqhu Az-Zakāh. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengembangan makna fī sabīlillāh sebagai mustahik zakat ini telah sejalan dengan tujuan-tujuan syariat (Maqāshid al-Syarī’ah), dengan adanya pemeliharaan AlKulliyātu Al-Khams yang terkandung padanya
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | pps - |
Date Deposited: | 15 Jul 2022 03:17 |
Last Modified: | 15 Jul 2022 03:17 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/61217 |
Actions (login required)
View Item |