NURUL AZIRA BINTI AZIZAN, - (2021) HUKUM WANITA MUSAFIR TANPA MAHRAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM AS-SYAFI’I). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
|
Text
FILE LENGKAP KECUALI HASIL PENELITIAN(BAB IV).pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB IUV)
FILE HASIL PENELITIAN(BAB IV).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (672kB) |
Abstract
NURUL AZIRA BINTI AZIZAN (2021) : HUKUM WANITA MUSAFIR TANPA MAHRAM (STUDI KOMPARATIF ANTARA IMAM ABU HANIFAH DAN IMAM AS-SYAFI’I) Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan pendapat antara Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi’I tentang hukum wanita musafir tanpa mahram. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya pertentangan antara perintah bersama mahramnya. Menurut mazhab Hanafi syarat wajib haji bagi wanita adalah bersama mahramnya serta diizinkan oleh suaminya. Sedangkan menurut mazhab Syafi’i tidak diisyaratkan seperti itu. Seorang wanita boleh berhaji bersama rombongan yang terpercaya, yang menjamin keselamatan wanita tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif hukum Islam dengan menggunakan metode library research yaitu mengumpulkan data dan bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas dengan melakukan studi kepustakaan murni, membaca dan membahas tulisan-tulisan buku yang mengarah dengan pembahasan ini. Dengan sumber data yang penulis gunakan adalah sumber data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum skunder dan bahan hukum tersier. Seluruh buku-buku, kamus bahasa Arab dan Al-Qur’an yang berkaitan dengan sumber hukum tersebut, penulis telaah baik dari Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi’i untuk menyelesaikan persoalan ini. Penulis berusaha memaparkan perbandingan pendapat dua Imam berpengaruh yaitu Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi’i yang mempunyai pendapat berbeda tentang Hukum Wanita Musafir Tanpa Mahram, Studi Komaparatif antara Imam Abu Hanifah dan Imam As-Syafi’i. Menurut Imam Abu Hanifah, berpendapat bahwa seorang wanita tidak boleh bermusafir seorang diri selama tiga hari atau lebih tanpa ditemani oleh mahram yang dapat menjamin keselamatannya. Dengan didasari oleh hadis Abu Said r.a. secara umum. Manakala menurut Imam As-Syafi’i, berpendapat hukum wanita musafir tanpa mahram dibolehkan karena dijamin keselamatannya dan keamanannya. Ini berdasarkan hadits diriwayatkan oleh Bukhari dari Adi bin Hatim. Dalam konteks kekinian, pendapat mazhab Syafi’i lebih relevan dibanding dengan pendapat mazhab Hanafi, hal ini dikarenakan kondisi sekarang lebih aman, teknologi pada masa sekarang sangat mendukung. Kata Kunci: Imam Abu Hanifah, Imam As-Syafi’i, Musafir Wanita tanpa Mahram
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 06 Jan 2022 03:25 |
Last Modified: | 06 Jan 2022 03:25 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/57196 |
Actions (login required)
View Item |