MHD ALI PAHMI HASIBUAN, - (2021) KEBAHAGIAAN MENURUT SUFISTIK DAN SAINTIFIK (Komparasi Pemikiran Hamka dan Seligman). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
GABUNGAN KECUALI BAB IV.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Kebahagiaan Menurut Sufustik dan Saintifik:Komparasi Pemikiran Hamka dan Seligman Email: hasibuanfahmy23@gmail.com Abstrak: Persoalan sepanjang masa yang senantiasa dihadapi oleh manusia adalah tentang diri manusia itu sendiri yang mana di dalamnya mencakup tentang bagaimana agar manusia dapat menjalani kehidupan yang dipenuhi kebahagiaan. Para filosof telah banyak yang membahas seputar kebahagiaan. Di Indonesia sendiri, Buya Hamka menuangkannya dalam sebuah buku berjudul Tasawuf Modern. Tasawuf merupakan keilmuan dalam Islam yang berusaha mereprsentasikan ajaran Islam. Hamka mengatakan bahwa tasawuf semacam filsafat yang separuhnya diizinkan agama. Di sisi lain, dunia saintis telah digegerkan oleh perkembangan pesat yang dilakukan oleh Martin Seligman dengan psikologi positifnya. Sebagai pendiri psikologi positif, ia berkeyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi yang dapat dikembangkan untuk mencapai kebahagiaan. Ia juga menuangkannya dalam sebuah buku yang berjudul Authentic Happiness. Jadi, tulisan ini berupaya menelusuri kebahagiaan dalam pandangan Hamka dan Seligman. Penelitian ini tergolong penelitian pustaka atau library research. Data penelitian bersumber dari buku-buku yang terkait dengan topik pembahasan baik berupa buku primer maupun sekunder. Penelitian ini bersifat historis-faktual dengan menggunakan metode komparatif untuk mencari benang merah atas pemikiran kedua tokoh di atas. Penelitian ini menemukan bahwa baik Hamka maupun Seligman sama-sama memposisikan bahwa kebahagiaan itu terletak pada kelapangan hati dan keluasan akal. Hamka yang berpijak dari agama tentu memasukkan unsur agama sebagai faktor utama sebagai sarana mencapai kebahagiaan. Sementara Seligman yang beranjak dari dunia sains (sekuler-ilmiah) meniadakan agama dalam mencapai kebahagiaan yang kemudian digantinya dengan sebutan kebajikan universal. Namun, sepertinya Seligman mendukung betapa pentingnya nilai spritualitas dalam mencapai kebahagiaan. Keywords: Kebahagiaan, Hamka, Seligman, Tasawuf Modern, Psikologi Positif
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.01 Filsafat dan Teori tentang Agama Islam 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 06 Aug 2021 05:09 |
Last Modified: | 06 Aug 2021 05:10 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/53392 |
Actions (login required)
View Item |