Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

MAKNA AL-JULŪD DALAM AL-QUR’ᾹN DAN RELEVANSINYA TERHADAP SAINS (Kajian I’jaz ‘Ilmi Dalam Tafsir Al-Jawᾱhir Fῑ Tafsῑr Al-Qur’ᾱn Al-Karῑm)

Agus Rio Saputra, Agus (2021) MAKNA AL-JULŪD DALAM AL-QUR’ᾹN DAN RELEVANSINYA TERHADAP SAINS (Kajian I’jaz ‘Ilmi Dalam Tafsir Al-Jawᾱhir Fῑ Tafsῑr Al-Qur’ᾱn Al-Karῑm). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

[img]
Preview
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (805kB)

Abstract

Penciptaan manusia merupakan suatu kejadian yang amat menakjubkan, dan meskipun manusia diciptakan dari suatu objek material atau benda mati, hal tersebut tidak keindahannya, al-julūd (kulit manusia) memiliki peranan penting dalam mengurangi kehidupan manusia, itu sebabnya Allah gambarkan siksaan terhadap orang-orang yang mengingkari ayat-ayat-Nya dengan Allah bakar dalam api neraka. Dalam penelitian ini menggunakan dua pendapat tentang al-julūd yaitu menurut tafsir al-Jawahir fi tafsir al-Qur’an al-Karim dan relevansinya terhadap sains kajian i’jaz ilmi agar dapat mengetahui perbedaan atau persamaan dari dua pendapat mengenai makna al-julūd. Adapun permasalan dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penafsiran Thanthāwĩ Jawharĩ terhadap kata al-julūd yangberbicara tentang kulit manusia dan bagaimana relevansi penafsiran kata al-julūd tentang kulit manusia tersebut dengan sains modern saat ini. Penelitian ini menggunakan metode pada penelitian kepustakaan (Library Research), dengan mengkaji buku-buku tafsir dan buku-buku yang berkaitan dengan subjek penelitian dengan pendekatan I’jaz ‘Ilmi dalam tafsir al-Jawāhir. Adapun kesimpulan relevansi penafsiran terhadap Sains yakni QS an-Nisa’ ayat 56 Imam Thanthawi Jawhari dalam tafsirnya: “(Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain) yang mana ketika berakhir bekas luka bakar itu kemudian kembali lagi indra perasa mereka terhadap azab itu.” jika dikaitkan dengan Ilmu Sains yakni maka ini termasuk pada pembahasan bagaimana kulit manusia yang mengalami luka berproses kemudian menjadi kulit baru yang dalam ilmu Sains disebut Anatomi dan juga Fisiologis. “Jika seandainya saraf-saraf tidak terhubung dengan otak tentu seorang manusia tidak akan merasakan kesakitan,” bagian kulit yang terhubung kepada saraf-saraf ini disebut lapisan kulit jangat (dermis) karena pada bagian ini terdapat juga bagian-bagian lapisan kulit, bagian yang dimaksud ialah ujung-ujung saraf indra, seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bagian inilah yang memungkinkan kita dapat menerima rangsang berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa nyeri. Itu sebabnya thanthawi mengatakan bahwa jikalau saraf-saraf pada kulit tidak terhubung kepada otak niscaya manusia tidak dapat merasakan sakit.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: al-Julud, Thanthawi Jawhari, al-Jawahir, Sains
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir
Depositing User: fushu -
Date Deposited: 30 Jul 2021 07:06
Last Modified: 30 Jul 2021 07:06
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/52753

Actions (login required)

View Item View Item