Oky Bisma Thama Putra (2014) PENERAPAN RCA (ROOT CAUSE ANALYSIS) DAN ANSI Z16.1 UNTUK MENYUSUN SOP (STANDARD OPERATING PROCEDURE ) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DIVISI PEMADAM KEBAKARAN KAB. INHIL. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text fm.pdf Download (78kB) | Preview
Preview	Text BAB I.pdf Download (95kB) | Preview
Preview	Text BAB II.pdf Download (230kB) | Preview
Preview	Text BAB III.pdf Download (276kB) | Preview
Preview	Text BAB IV.pdf Download (919kB) | Preview
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (127kB)
Preview	Text BAB VI.pdf Download (17kB) | Preview
Preview	Text em.pdf Download (7kB) | Preview

Abstract

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupatan Indragiri Hilir disingkat BPBD Kab. Inhil adalah satuan kerja perangkat daerah baru yang dibentuk berdasarkan peraturan tentang organisasi dan tata kerja BPBD. Badan Penanggulangan Bencana Daerah yang disebut BPBD juga merupakan perangkat daerah yang dibentuk dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi untuk melaksanakan penanggulangan bencana kebakaran, fungsi yang diselenggarakan BPBD antara lain fungsi koordinasi, fungsi komando dan fungsi pelaksana. Di dalam BPBD tersebut terdapat berberapa divisi seperti pencegahan dan kesiapsiagaan atau dikenal sebagai pemadam kebakaran, divisi kedaruratan dan logistik, dan divisi rehabilitasi rekontruksi. Saat ini angka kecelakaan kerja yang dialami oleh petugas pemadam kebakaran masih tinggi terlihat pada tahun 2009 - 2012, kemudian minimnya alat pelindung diri (APD) yang tersedia sehingga tidak mencukupi untuk keseluruhan petugas dan metode kerja yang masih berupa intruksi kerja,. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dilapangan dengan angka kecelakaan yang tinggi, menganalisa bagaimana pelaksanaan keselamatan kerja dengan RCA (root casuse analysis dan ANSI Z.16.1 dan menyusun SOP K3. Pendekatan yang digunakan pada anallisis penyebab kecelkaan kerja dengan menggunakan metode RCA kemudian menghitung angka kekerapan kecelakaan dan pelaksanaan keselamatan kerja dengan ANSI Z.16.1. Setelah dilakukan pengolahan data dan analisis didapat hasil akhir berupa penilaian pelaksanaan dari k3 tahun 2009- 2012 menggunakan ANSI. Tahun 2009 perhitungan nilai safety score dengan nilai -27.47, maka kisaran nilai STS < -2.00 berarti menunjukkan peningkatan prestasi pencegahan dibanding masa lalu. Pada tahun 2010 safety score dengan nilai 6.59 sehingga kisaran nilai STS > +2.00 menunjukkan penurunan prestasi kecelakaan kerja dibanding masa lalu. Pada tahun 2011 didapatkan - 3.61 berarti menunjukkan terjadinya peningkat prestasi pencegahan kerja dibanding masa lalu sedangkan 2012 diperoleh 17.19 berarti menunjukkan terjadinya penurunan prestasi pencegahan kerja dibanding masa lalu. Maka dari hasil akhir menggunakan metode ANSI Z16.1 terjadinya penurunan prestasi pencegahan kerja dibanding masa lalu, berarti keadaan saat ini kembali memburuk. Sedangkan untuk hasil pengolahan RCA, diketahui penyebab kecelakaan disebabkan karena 2 hal yaitu pertama masalah APD, alat pelindung diri masih sangat minim, tidak memadai keseluruhan petugas, alat tidak standar, manajemen BPBD belum menganggarkan kembali untuk penyediaan APD tersebut, kemudian yang kedua SOP K3, belum adanya penyusunan SOP umum, bahkan khusus untuk K3 sehingga mengkibatkan sebagian besar petugas tidak mengetahui pasti tindakan yang harus mereka lakukan, instruksi kerja yang selama ini diberlakukan dirasa masih kurang efektif dikarenakan seringnya terjadi kekeliruan penerimaan informasi, sehingga penyusunan SOP K3 dirasa perlu untuk diberlakukan pada BPBD guna menekan angka kecelakaan. Kata Kunci: keselamatan dan kesehatan kerja (k3), root cause analysis, ANSI Z.16.1, SOP

Actions (login required)

View Item