ERNAWATI SIREGAR (2013) WASIAT KEPADA AHLI WARIS DALAM PERSPEKTIF IMAM SYAFI’I. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2013_2013218AH.pdf Download (555kB) | Preview |
Abstract
Skripsi yang berjudul “WASIAT KEPADA AHLI WARIS DALAM PERSPEKTIF IMAM SYAFI’I” ini ditulis berdasarkan latar belakang pendapat para ulama, bahwa para ulama mengatakan tidak sah wasiat kepada ahli waris meskipun ahli waris lain mengizinkannya. sementara menurut Imam Syafi’i boleh berwasiat kepada ahli waris jika ahli waris lainnya mengizinkannya. Dengan demikian dalam skripsi ini penulis menelusuri dan menganalisa bagaimana pendapat Imam Syafi’i tentang Wasiat Kepada Ahli Waris. Mengetahui metode istinbat hukum yang digunakan Imam Syafi’i terkait masalah wasiat kepada ahli waris. Adapun tujuan dari penelitian ini penulis maksudkan untuk mengetahui pendapat Imam Syafi’i tentang Wasiat Kepada Ahli Waris. Penelitian ini berbentuk penelitian kepustakaan (Library Research) dengan menggunakan kitab Al-umm dan kitab sebagai rujukan primernya, sedangkan bahan sekundernya dalam tulisan ini adalah sejumlah literatur yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Adapun metode analisa yang digunakan adalah content analisis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah, Imam Syafi’i berpendapat bahwa wasiat kepada ahli waris dibolehkan jika hal itu dibolehkan oleh ahli waris lainnya. Alasan Imam Syafi’i berpendapat mengapa wasiat itu dibolehkan kepada ahli waris, sebab menurutnya“apabila seseorang bermaksud berwasiat kepada ahli waris lalu ia berkata kepada para ahli waris: “Saya bermaksud berwasiat dengan sepertiga harta saya kepada sifulan, ahli waris saya. Jika kalian membolehkannya maka akan saya lakukan dan jika kalian tidak membolehkannya, maka saya akan berwasiatkepada orang yang boleh menerima wasiat”, kemudian para ahli waris memberikan persaksian kepada orang yang berwasiat bahwa mereka membolehkan segala sesuatunya dan mereka mengetahuinya, lalu yang berwasiat itu meninggal dunia, maka kebaikanlah yang ada pada mereka (para ahli waris) atas pembolehan wasiat itu. Karena pada yang demikian itu ada kebenaran, menepati janji, jauh dari tipu-menipu, dan termasuk suatu bentuk ketaatan. Jika mereka (para ahli waris) tidak melakukan itu, maka mereka tidak dapat dipaksa oleh hakim agar membolehkannya. Ia juga tidak mengeluarkan sedikitpun dari sepertiga harta orang yang meninggal dunia, jika tidak dikeluarkan sendiri oleh orang yang meninggal dunia.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | Surya Elhadi |
Date Deposited: | 20 May 2016 03:57 |
Last Modified: | 08 Sep 2016 07:03 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3318 |
Actions (login required)
View Item |