Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

Hak Wali Mujbir dalam Perkawinan Menurut Imam al- Syafi‘i dan Imam Abu Hanifah

M. Nasir (2017) Hak Wali Mujbir dalam Perkawinan Menurut Imam al- Syafi‘i dan Imam Abu Hanifah. Thesis thesis, UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

[img] Text
1. 2017237HK-S2Cover.pdf

Download (264kB)
[img] Text
2. 2017237HK-S2scan pengesahan.pdf

Download (286kB)
[img] Text
3. 2017237HK-S2Abstrak.pdf

Download (467kB)
[img] Text
4. 2017237HK-S2Kata Pengantar.pdf

Download (266kB)
[img] Text
5. 2017237HK-S2Daftar Isi.pdf

Download (256kB)
[img] Text
6. 2017237HK-S2Bab I.pdf

Download (422kB)
[img] Text
7. 2017237HK-S2Bab II.pdf

Download (1MB)
[img] Text
8. 2017237HK-S2BAB III.pdf

Download (288kB)
[img] Text
9. 2017237HK-S2BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (488kB)
[img] Text
10. 2017237HK-S2BAB V.pdf

Download (270kB)
[img] Text
11. 2017237HK-S2Daftar Pustaka.pdf

Download (270kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; Untuk mengetahui bagaimana Hak Wali Mujbir dalam Perkawinan Menurut Imam al-Syafi‘i dan Imam Abu Hanifah dan untuk Mengetahui bagaimana Metode Istinbath Hukum Tentang Hak Wali Mujbir dalam pernikahan Menurut Imam Safi’i dan Imam Abu Hanifah. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunkan metode Conten Analysis. Adapun sumber primer yaitu Kitab Al- Umm, al-Buwaiti, al-Imla’, dan Mukhtashar Muzani, kitab “al-Mabsuth” Badai’i As-Shanai’i. Sedangkan sumber sekundenya yaitu buku-buku yang berhubungan dengan penelitian. Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan, dapat simpulkan bahwa: 1) Hak Wali Mujbir dalam Perkawinan Menurut Imam al-Syafi‘i dan Imam Abu Hanifah; a) Imam asy-syafi’i. Menurut kelompok yang diwakili oleh Imam Syafi’i ini mereka berpendapat bahwasanya dalam sebuah perkawinan disyaratkan adanya wali, dan perkawinan tidak sah tanpa adanya wali. Menurut golongan ini seorang bapak atau kakek mempunyai hak ijbar, baik wanita itu gadis yang belum dewasa, gadis dewasa maupun janda; b) Imam Abu Hanifah. Menurut golongan yang diwakili oleh Abu Hanifah, mereka perpendapat bahwa hak ijbar diperuntukkan hanya kepada gadis yang belum dewasa (belum baligh) dan orang gila (orang yang tidak berakal), selain itu jika gadis telah baligh dan berakal maka tidak ada hak ijbar baginya.; 2)Metode Istinbath Hukum Tentang Hak Wali Mujbir dalam pernikahan Menurut Imam Safi’i dan Imam Abu Hanifah Adapun metode istinbat yang digunakan Imam Syafi’i dalam menetapkan suatu hukum ialah Al-Qur’an, Sunnah, ijma’, dan qiyas. Metode istinbat Imam Syafi’i yaitu Al-Qur’an, Sunnah, ijma’, qaul sahabat, qiyas, dan istishab. Sedangkan metode istinbat yang digunakan oleh Imam Hanafi dalam menetapkan suatu hukum adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’, qiyas dan istihsan

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga
Depositing User: Ms. Melda Fitriana
Date Deposited: 04 Nov 2020 07:38
Last Modified: 04 Nov 2020 07:38
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/30931

Actions (login required)

View Item View Item