AHMAD MUHAIMIN BIN MOHD ZAMRI (2013) RELEVANSI SAINS DENGAN MAKNA ZALZALAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2013_201341TH.pdf Download (797kB) | Preview |
Abstract
Skripsi berjudul: “RELEVANSI SAINS DENGAN MAKNA ZALZALAH DALAM AL-QUR’AN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK)”. Adapun yang melatarbelakangi penelitian ini adalah melihat pada menafsirkan ayat al-Qur’an berarti berupaya untuk menjelaskan maksud dan kandungan al-Qur’an, dan oleh karena objek tafsir adalah al-Qur’an yang merupakan sumber utama dari ajaran Islam sekaligus sebagai petunjuk bagi manusia. Maka penafsiran terhadap ayatayatnya bukan hanya merupakan hal yang diperbolehkan, bahkan lebih dari itu, penafsiran al-Qur’an merupakan suatu kewajiban bagi orang-orang yang memiliki kualifikasi untuk melakukannya. Seperti halnya, salah satu term atau kosa kata yang dibicarakan dan tersurat di dalam al-Qur’an adalah kata zalzalah yang berarti guncangan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah, apakah makna zalzalah dalam al-Qur’an serta bagaimana pandangan mufassir tentang makna zalzalah dalam al- Qur’an dan bagaimanakah relevansi sains modern dengan makna zalzalah dalam al-Qur’an. Maka untuk mengungkapkan masalah ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode maudhu’i atau tematik. Karena penelitian ini termasuk dalam penelitian perpustakaan (Library Reseach), yang merujuk kepada literatur buku, maka penulis menggunakan kitab-kitab tafsir dan bukubuku berkaitan dengan zalzalah. Sementara yang lainnya menggunakan kitabkitab hadits, dan buku yang berkaitan dengan ilmu sains. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, dapat disimpulkan bahwa kata zalzalah dalam al-Qur’an disebut sebanyak 6 kali di dalam 4 surat yang berbeda. Makna dari kata zalzalah dikategorikan kepada dua keadaan. Yang pertama, guncangan bumi menunjukkan bukti kekuasaan Allah SWT serta hukuman atau azab yang ditimpakan Allah SWT kepada umat dan bangsa yang telah tenggelam dalam lautan maksiat dan dosa. Adapun keadaan yang kedua, guncangan perasaan, pada saat menghadapi cobaan, rintangan, tekanan, dan berbagai peristiwa yang menakutkan dan mencemaskan. Al-Qur’an juga menyebutkan guncangan yang lebih hebat dan dahsyat serta amat mengerikan. Keguncangan lahir sejalan dengan keguncangan batin, yaitu guncangan ketika hari Kiamat terjadi. Didalam pendekatan ilmu sains, penulis mendapati bahwa teori-teori sains sekadar mengungkapkan guncangan bumi sebagai satu fenomena alam yang terjadi dengan sendirinya. Manakala teori-teori sains yang mengungkapkan guncangan perasaan juga dikenal dengan emosi yang kaitannya dengan jiwa seseorang manusia.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Surya Elhadi |
Date Deposited: | 20 May 2016 03:41 |
Last Modified: | 08 Sep 2016 06:03 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/3030 |
Actions (login required)
View Item |