YURISMAN ILHAM, - (2020) ANALISIS HAK WARIS KHUNṠĀ MUSYKIL MENURUT IBNU QUDĀMAH. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text
TESIS YURISMAN ILHAM OK.pdf Download (6MB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV YURISMAN ILHAM OK.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Khunṡā yaitu seseorang yang memiliki dua kelamin ( zakar dan farj ) atau tidak memiliki kelamin sama sekali baik zakar ataupun faraj. Dalam perspektif hukum Islam terbagi menjadi dua bagian, Ghairu Musykil yaitu yang jelas status gendernya sebagai laki-laki atau perempuan. sedangkan Khunṡā Musykil yaitu Seorang yang belum bisa ditentukan status gendernya sebagai seorang laki-laki atau sebagi seorang perempuan, karna tidak adanya tanda-tanda atau indikasi yang menunjukan pada salah satu jenis kelamin, dalam Al-Quran Allah subhanahu wata’ala telah mengemukakan secara detail mengenai masalah pembagian harta warisan yaitu dalam surat al-Nisa ayat 11, 12,dan176, dan KHI sudah dijelaskan bahwa pembagian harta warisan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Namun demikian tidak ditemukan Ayat dan Hadist yang membahas tentang hak waris Khunṡā Musykil dan ketentuan bagian yang mereka dapatkan. Adapun masalah yang dapat penulis rumuskan dalam tesis ini yaitu bagaimana ketentuan hak waris Khunṡā musykil dan metode penetapan status gendernya menurut Ibn Qudāmah. Penelitian ini menggunakan metode library Research yaitu dengan mentela’ah, mengkji, meneliti serta membahas literaturliteratur klasik dan modern yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti, pendekatan yang digunakan yaitu yuridis normatif dengan metode Analisis data secara conten analysis, sumber data primer yaitu kitab al-Mugni Ibn Qudamah. Hasil penelitian pada tesis ini yaitu hak waris Khunṡā Musykil terbagi menjadi dua keadaan yaitu: Keadan tidak adanya perbedan antara bagian Khunṡā Musykil apabila dianggap sebagai laki-laki dengan bagiannya apabila dianggap sebagai perempuan, seperti posisinya sebagai saudara seibu adalah seperenam apabila sendiri dan sepertiga apabila dua orang atau lebih, dan keadaan yang berbeda antara bagian Khunṡā Musykil apabila dianggap sebagai laki-laki dengan bagiannya apabila dianggap sebagai perempuan, pada permasalahan ini Ibn Qudamah membagi keadaan Khunṡā Musykil dalam mendapatkan hak warisan menjadi dua bagian yaitu: sebelum balig dimana kejelasaan statusnya sebagai laki-laki atau perempuan masih bisa diharapkan, pada keadan ini Khunṡā Musykil dan ahli waris yang lain sama-sama mendapatkan bagian yang terkecil atau yang paling merugikan antara dua kemungkinan, dan sisanya dibekukan sampai ada kejelasan statusnya. keadaan setelah balig yaitu kejelasan statusnya sebagai lakilaki atau perempuan tidak mungkin diharapkan, Maka Khunṡā Musykil mendapatkan bagian setengah dari bagian laki-laki dan setengah dari bagian perempuan.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 100 Filsafat dan Psikologi > 170 Etika dan Filsafat Moral > 173 Etika Hubungan Keluarga 000 Karya Umum |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | pps - |
Date Deposited: | 25 Aug 2020 02:04 |
Last Modified: | 25 Aug 2020 02:05 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/29657 |
Actions (login required)
View Item |