IBRAHIM BIN LEMBUT (2013) AL-MAFQÛD; PROBLEMATIKA DAN PENYELESAIAN HARTA ORANG HILANG MENURUT PERUNDANGAN SYARIAH DI MALAYSIA. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2013_201320MPI.pdf Download (934kB) | Preview |
Abstract
Al-Mafqūd (orang hilang) merupakan satu masalah yang banyak diperbincangkan oleh para intelektual Islam sejak dari dahulu melalui penulisan-penulisan mereka. Tumpuan perbincangan lebih kepada masalah yang berkaitan dengan isteri yang suaminya hilang dan masalah perwarisan al-Mafqūd . Pengaruh dari al-Mafqūd ini adalah perintah anggapan kematian oleh lembaga pengadilan. Sebelum dan setelah al-Mafqūd dianggap mati, terdapat berbagai masalah lain yang timbul dan perlu diselesaikan dengan segera, baik oleh ahli waris ataupun kerajaan yang memerintah. Sebelum perintah anggapan kematian diumumkan, masalah perkawinan, nafkah, perwalian, perwarisan, jangka waktu dan sebab hilangnya al- Mafqūd , menjadi satu tuntutan penyelesaiannya. Terdapat beberapa pendapat sarjana Islam dalam menyelesaikan masalah ini. Setelah pengumuman dibuat, masalah perwarisan pula perlu diselesaikan. Sampai saat ini, di Malaysia harta al-Mafqūd yang terpaksa dibekukan terhadap jutaan ringgit Malaysia nilainya. Sampai saat ini, tidak ada kaedah yang membolehkan harta tersebut digunakan. Kajian ini menfokuskan kepada mencari kaedah dan asas yang boleh digunakan untuk membolehkan harta-harta tersebut digunakan dan dikelola untuk mendatangkan keuntungan kepada al-Mafqūd tersebut, kerajaan dan umat Islam pada umumnya yaitu melalui pengeluaran zakat pendapatan. Kajian ini juga mencari penyelesaian kepada masalah lain yang timbul seperti persoalan status perkawinan dan perwarisan. Kaedah perundangan merupakan antara langkah terbaik dalam menyelesaikan berbagai pengaruh yang timbul akibat adanya al-Mafqūd ini. Perbedaan bidang kuasa antara Pengadilan Sipil dan Pengadilan Syariah di Malaysia, memerlukan satu kaedah penyelesaian yang memberi kuasa secara eksklusif kepada Pengadilan Syariah dalam menyelesaikan masalah berkaitan perwarisan khususnya masalah berkaitan al al-Mafqūd . Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menggunakan ijtihad sebagai salah satu paradigma ijtihad baru dalam fikih Islam kontemporer. Secara garis besar penelaahan al-Mafqūd bisa diklasifikasikan ke dalam dua pendekatan yaitu :Pertama, kelompok yang melihat Al- Mafqūd dari sisi objek dan mekanismenya. Kedua, pendekatan yang lebih memfokuskan analisanya pada sisi kompetensi atau syarat-syarat (penguasaan terhadap pengetahuan global; syari'ah dan sosial kemasyarakatan) yang dikaitkan dengan perundang syar’iyyah di Malaysia. Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan dalam disertasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Di Malaysia di dalam Enakmen Hukum Keluarga Islam mengatur waktu orang hilang adalah empat tahun dari tanggal dia mulai hilang sebelum perintah anggapan kematian dikeluarkan. Waktu Al-Mafqūd orang hilang adalah empat tahun dari tanggal dia mulai hilang sebelum perintah anggapan kematian dikeluarkan. Sedangkan menurut hukum sipil selama tujuh tahun. 2. Terdapat dua kaedah pertimbangan hukum yang boleh digunakan dalam mencari kejelasan status hukum bagi si al-Mafqūd , yaitu: Pertama berdasarkan bukti-bukti yang dapat diyakini dan dibenarkan oleh syariat yang dapat menetapkan suatu ketetapan hukum. Kedua, berdasarkan jangka waktu lamanya si al-Mafqūd pergi atau berdasarkan jangka hayat (umur) rekan sebaya si al-Mafqūd yang tinggal sedaerah dengan al-Mafqūd . Di Pengadilan Syariah Malaysia, pengisytiharan anggapan kematian ini diperlukan dalam menyelesaikan masalah perceraian. Keputusan Hakim Pengadilan Syariah ini akan hanya memberi perhatian kepada perceraian tetapi tidak kepada pewarisan. Anggapan kematian yang dikeluarkan oleh Hakim Pengadilan Syariah saja yang diakui oleh Pendaftar Nikah Cerai untuk membolehkan isteri orang hilang untuk kahwin lagi, akan tetapi tidak bagi maksud pembahagian pusaka. Demikian pula Unit Pembahagian Pusaka, Pejabat Tanah dan Galian Negeri dalam menyelesaikan harta orang Islam yang hilang akan hanya menerima anggapan kematian yang dikeluarkan oleh Pengadilan Tinggi mengikut Seksyen 108 Akta Keterangan 1950 (disemak 1971). Sampai saat ini di Malaysia belum ada satu penentuan cara perwarisan harta bagi al-Mafqūd . Hal ini karena terdapatnya dua lembaga pengadilan yang perlu membuat keputusan atas satu kasus yang sama. Pengadilan yang dimaksudkan itu ialah pengadilan Syariah untuk menetapkan perceraian dan pengadilan Sipil untuk pembagian pusaka. 3. Berdasarkan keputusan yang dikeluarkan oleh Majlis Fatwa Malaysia, maka pihak berkuasa atau pemerintah (kerajaan) boleh mencairkan dan mengembangkan lagi hartaharta al-Mafqūd yang dibekukan. Namun hal ini belum terlaksana. Al-Mafqūd hanya diberlakukan untuk memperbolehkan perkawinan seorang istri bila suaminya al-Mafqūd . Sedangkan penggunaan harta al-Mafqūd tetap dibekukan. Walau bagaimana pun perlu ada beberapa dasar terhadap undang-undang di Malaysia khususnya undang-undang di pengadilan Syariah Malaysia. Seharusnya al-Mafqūd bukan hanya diberlakukan untuk syarat perkawinan saja, akan tetapi harta al-Mafqūd juga dapat dibagikan kepada istri dan ahli waris sesuai haknya. Hal ini dilakukan agar harta-harta al-Mafqūd yang dibekukan dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak berkuasa yang diberi kuasa oleh pengadilan Syariah, seperti Tabung Haji, Kumpulan Wang Simpanan Pekerja, Amanah Saham Nasional, Lembaga Tabung Angkatan Tentera dan lain-lain badan yang difikirkan perlu dan boleh membantu mengembangkan harta-harta tersebut. Sungguhpun demikian, satu aturan syariah perlu diujudkan bagi memastikan segala pemanfaatan yang dibuat oleh badan-badan ini tidak bertentangan dengan hukum syara’.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 370 Pendidikan |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 |
Depositing User: | Surya Elhadi |
Date Deposited: | 27 Apr 2016 05:42 |
Last Modified: | 08 Sep 2016 07:39 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/2532 |
Actions (login required)
View Item |