Nazir (2017) Khitbah dalam Perspektif Hukum Islam (Studi Komparasi Pandangan Mazhab Syafi’i dan Zhahiri ). Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text
1. 201739HK-S2 COVER 2.pdf Download (262kB) |
|
Text
2. 201739HK-S2 PENGESAHAN.pdf Download (284kB) |
|
Text
3. 201739HK-S2KATA PENGANTAR.pdf Download (266kB) |
|
Text
4. 201739HK-S2 DAFTAR ISI.pdf Download (270kB) |
|
Text
5. 201739HK-S2ABSTRAK.pdf Download (321kB) |
|
Text
6. 201739HK-S2 BAB I.pdf Download (377kB) |
|
Text
7. 201739HK-S2 BAB II.pdf Download (777kB) |
|
Text
8. 201739HK-S2 BAB III.pdf Download (277kB) |
|
Text
9. 201739HK-S2 BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (449kB) |
|
Text
10. 201739HK-S2 BAB V.pdf Download (269kB) |
|
Text
11. 201739HK-S2 DAFTAR KEPUSTAKAAN.pdf Download (299kB) |
Abstract
Meminang atau khitbah merupakan sebagai pernyataan kehendak untuk menikah yang disampaikan seorang laki-laki kepada seorang perempuan yang dikehendakinya, baik secara langsung maupun kepada walinya termasuk menyampaikan segala hal yang menyangkut kebutuhan perkawinan. Supaya timbul kepuasan dari kedua belah pihak sehingga tidak akan timbul penyesalan dan kekecewaan di kemudian hari, maka terbuka kesempatan bagi pria untuk melihat calon istrinya sebelum diajukan lamaran. Manfaatnya adalah untuk menyaksikan kecantikan wanita itu, dan melihat apa yang menjadi daya tarik untuk menjalani hidup bersamanya sebagai suami istri. Berkenaan dengan batasan yang boleh dilihat sewaktu meminang, para ulama berselisih paham. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research ). Metode ini dimulai dengan mengumpulkan data primer sebagai landasan dari penelitian ini dan menggunakan data-data lain yang berasal dari data sekunder yang berkaitan dengan tema penulisan ini. Sumber utama dalam penelitian ini adalah kitab-kitab fiqih mazhab Syafi’i, seperti: Kifayah al-Akyar karya Taqiyuddin Abi Bakar alHusaini, I’anah al-Thalibin karya Abu Bakr Syatha, al-Umm karya monumental Imam al-Syafi’i, dan lain-lain. Sedangkan buku-buku fiqih dari mazhab Zhahiri, seperti: al-Muhalla karya Ibnu Hazm. Sedangkan data sekunder, yaitu buku-buku yang memiliki korelasi dan relevansi dengan judul penelitian, seperti: Fiqh al-Islam wa Adillatuh karya Wahbah al-Zuhaili, Bidayah al-Mujtahid karya Ibnu Rusyd, dan lain-lain. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: pertama, hukum khitbah (meminang) menurut pandangan mazhab Syafi’i adalah sunnah, sedangkan menurut mazhab Zhahiri adalah wajib. Adapun batasan kebolehan memandang wanita ketika meminang (khitbah )menurut mazhab Syafi’i adalah hanyalah muka dan telapak tangan, karena selain kedua tersebut adalah aurat. Adapun mazhab Zhahiri berpendapat bahwa boleh melihat seluruh anggota tubuh wanita terpinang yang diinginkan, selain dari aurat besar (faraj dan dubur ), baik bagian tubuh yang terlihat dan yang tidak terlihat. Kedua, mengenai pendapat yang dianggap paling kuat (rajih ) dan relevan dalam konteks sekarang, menurut penulis bahwa melihat wanita dalam peminangan, batasan melihat wanita itu hanya boleh melihat muka dan telapak tangan, seperti pendapat Imam Syafi’i dan mayoritas fuqaha’. Kedua, mengenai pendapat yang relevan dalam konteks sekarang di mana masyarakat terbuka pergaulannya dan sering terjadi interaksi antara laki-laki dan perempuan di tempat umum, seperti sekolah, kampus, kantor, pasar dan kegiatan kemasyarakatan, maka pengertian melihat ini dapat diperluas seperti ta’aruf kedua keluarga, pertunangan, tapi tidak termasuk berpacaran yang tidak sesuai dengan tuntunan Islam. Pada masa inilah kedua belah pihak saling mengenal sikap dan sifat masing-masing.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga |
Depositing User: | Ms. Melda Fitriana |
Date Deposited: | 22 Nov 2019 04:39 |
Last Modified: | 22 Nov 2019 04:39 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/22733 |
Actions (login required)
View Item |