NURBAITI (2017) PANDANGAN TOKOH TERHADAP PEMIKIRAN POLITIK ISLAM NURCHOLISH MADJID. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text 1. COVER (1).pdf Download (374kB) | Preview
Preview	Text 2. PENGESAHAN (1).pdf Download (468kB) | Preview
Preview	Text 3. ABSTRAK (1).pdf Download (321kB) | Preview
Preview	Text 4. KATA PENGANTAR (1).pdf Download (379kB) | Preview
Preview	Text 5. DAFTAR ISI (1).pdf Download (302kB) | Preview
Preview	Text 6. BAB I (1).pdf Download (528kB) | Preview
Preview	Text 7. BAB II (1).pdf Download (546kB) | Preview
Preview	Text 8. BAB III (1).pdf Download (722kB) | Preview
	Text 9. BAB IV (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (566kB)
Preview	Text 10 BAB V (1).pdf Download (443kB) | Preview
Preview	Text 11. DAFTARPUSTAKA.pdf Download (483kB) | Preview

Abstract

Salah seorang pemikir kontemporer dan bahkan agak kontroversial di bidang pemikiran-pemikiran keagamaan dan sosial kemasyarakatan adalah Nurcholish Madjid atau panggilan akrabnya Cak Nur. Kecemerlangan pemikirannya menjadi agenda tak terlupakan para intelektual Islam, bahkan senantiasa lebih menarik untuk diperbincangkan. Pemikirannya yang hangat diperbincangkan dan menjadi kontroversial adalah tentang “Islam Yes, Partai Islam, No!”, perumusannya adalah sebagai berikut : “Islam, Yes; Partai Islam, No! jadi, jika parta-partai Islam merupakan wadah ide-ide yang hendak di perjuangkan berdasarkan Islam, maka jelaslah bahwa ide itu sekarang dalam keadaan tidak menarik. Dengan perkataan lain, ide-ide dan pemikiranpemikiran Islam itu, sekarang sedang absolute memfosil, kehilangan dinamika. Di tambah lagi, partai-partai Islam tidak berhasil membangun image positif dan simpatik, bahkan yang ada adalah image sebaliknya.” Pernyataan Nurcholish Madjid tersebut berangkat dari gejala sosiologis bahwa partaipartai Islam tidak berhasil membangun image positif dan simpatik, bahkan yang ada ialah image sebaliknya. Nurcholish Madjid ketika itu menganggap partai-partai Islam sudah menjadi “Tuhan” baru bagi orang-orang Islam. Sementara dalam waktu yang bersamaan sebagian masyarakat Islam sedang gandrung untuk berjuang mendirikan kembali partai-partai yang berlabelkan Islam. Konsistensi gagasan ini tidak pernah berubah setelah terjadi reformasi dan terbukanya kran untuk membentuk partai yang berlabelkan agama.

Actions (login required)

View Item