AHMAD MUHSIM BIN SULAIMAN (2017) MAKNA ASH-SHADR DALAM AL-QUR’AN ( Kajian Muqoranah Shafwatut Tafasir Dan Tafsir Al-Munir). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text 1. COVER (1).pdf Download (374kB) | Preview
Preview	Text 2. PENGESAHAN (1).pdf Download (459kB) | Preview
Preview	Text 3. ABSTRAK (1).pdf Download (334kB) | Preview
Preview	Text 4. KATA PENGANTAR (1).pdf Download (425kB) | Preview
Preview	Text 5. DAFTAR ISI (1).pdf Download (139kB) | Preview
Preview	Text 6. BAB 1.pdf Download (418kB) | Preview
Preview	Text 7. BAB II (1).pdf Download (182kB) | Preview
Preview	Text 8. BABA III (1).pdf Download (718kB) | Preview
	Text 9. BAB IV (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (307kB)
Preview	Text 10 BAB V.pdf Download (233kB) | Preview
Preview	Text 10 BAB V.pdf Download (233kB) | Preview

Abstract

Skripsi ini berjudul MAKNA ASH-SHADR DALAM AL-QUR‟AN (Kajian Muqoranah Shafwatut Tafasir dan Tafsir Al-Munir). Penelitian ini dilakukan karena dilatarbelakangi oleh pengaruhnya hak-hak al-shadr dalam Al-Qur‟an yang perlu diteliti. Banyak kata-kata di dalam Al-Qur‟an yang perlu dikaji, supaya dapat diketahui makna yang asal untuk memahami sesuatu ayat yang menggunakan asal kata yang sama. Al-Qur‟an mempunyai kata-kata yang mirip maknanya, akan tetapi, perkataannya itu tidak sama. Al-Qur‟an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW sekaligus menjadi petunjuk bagi umat manusia dalam semua kondisi sekalipun, dia memiliki berbagai macam keistimewaan. Diantaranya, susunan bahasa yang unik, indah dan mempesona. Al-Quran diturunkan kepada Bangsa Arab dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa Arab. Bahasa Arab ini jika dikaji mengandung banyak derivasi. Di antara lafaz-lafaz yang ada di dalam Al-Qur‟an yang perlu dikaji adalah perkataan “ash-shadr” namun dalam penafsiran kata tersebut mempunyai perbedaan penafsiran maknanya. Kata shudur (سٚصذ (adalah bentuk plural dari kata shadr (صذس ( yang artinya „dada‟,yaitu rongga tubuh tempat jantung dan paru-paru. Di dalam Lisanul Arab dijelaskan bahwa kata shadr dengan bentuk jamak shudur terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf shad, dal, ra, yang berarti bagian atas atau depan dari segala sesuatu‟ ,atau bisa dikatakan „permulaan sesuatu‟. Oleh karena itu, terdapat ungkapan shadrun nahar wal lail (ً١ٌا ٚ اسٌّٕٙا صذس = permulaan siang dan malam) dan apa yang berada di bagian depan manusia juga di sebut shadr yang berarti „dada‟. Secara umum kata shadr tidak diartikan sebagai „dada‟ secara fisik, seperti yang disebutkan di dalam QS. Thaha (20):25, rabbi syrah li shadri (wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku). Kelapangan “dada” adalah isyarat kepada suatu kekuatan untuk menerima dan menemukan kebenaran, hikmah, dan bijaksanaan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan penulis mengkaji sebanyak 12 ayat daripada 46 ayat yang mengandung kata shadr ( س- د- ص= صذس ( terbentuk beberapa bentuk di dalam Al-Qur‟an yaitu 2 kata berbentuk fi’il yaitu yashdiru (صذس٠), yashdira (صذس٠), 44 berbentuk kata isim, yaitu kata shadran (صذسا ,(shadruka shudurikum), اٌ ّصذس) shudur-al), صذسٜ) shadri), صذسٖ) shadrahu), صذسن) (ُسوٚصذ,(dan Shuduruhum (ُ٘سٚصذ .(Penulis menggunakan kajian komparatif atau muqoranah untuk mengkaji kata ini dan merujuk pada dua kitab tafsir yaitu Shafwatut Tafasir dan Tafsir Al-Munir. Hasil daripada penelitian 12 kata ini penulis dapati bahwa arti setiap kata ini ada tidak banyak perbedaannya antara dua muffasir ini. Ia membawa dua arti yang dasar, pertama ada yang di artikan dengan dada yang berbentuk materi dan fizik, dan ada yang dimaknakan dengan hati yang berada tempat di dada, namun hati yang dimaksudkan bukan suatu yang secara fizik dan non materi karena di dalam berisi cahaya keimanan dan kejelekan , tekad dan niat

Actions (login required)

View Item