ADI HARMANTO (2017) ANALISIS PENDAPAT IMAM ASY-SYAFI’I TENTANG KEWENANGAN HAKAM DALAM MENYELESAIKAN SYIQAQ ANTARA SUAMI ISTERI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
1. COVER (1).pdf Download (532kB) | Preview |
|
|
Text
2. PENGESAHAN (1).pdf Download (480kB) | Preview |
|
|
Text
3. ABSTRAK (1).pdf Download (314kB) | Preview |
|
|
Text
4. KATA PENGANTAR (1).pdf Download (340kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI (1).pdf Download (321kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB I (1).pdf Download (709kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB II (1).pdf Download (566kB) | Preview |
|
|
Text
8. BAB III (1).pdf Download (709kB) | Preview |
|
Text
9. BAB IV (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (797kB) |
||
|
Text
10. BAB V (1).pdf Download (310kB) | Preview |
|
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA (1).pdf Download (273kB) | Preview |
Abstract
Adi Harmanto, (2017): Analisis Pendapat Imam Asy-syafi’i Tentang Kewenangan Hakam Dalam Menyelesaikan SyiqaqAntara Suami Isteri Skripsi ini ditulis berdasarkan latar belakang pendapat ulama. Jumhur ulama berpendapat bahwa hakam memiliki kewenangan dalam menceraikan suami isteri yang syiqaq, berbeda dengan Imam Asy-syafi’i yang berpendapat bahwa hakam tidak memiliki kewenangan dalam menceraikan suami isteri yang syiqaq. Sebagai perumusan masalah yaitu, bagaimana pendapat Imam Asy-syafi’i tentang kewenangan hakam? Apa dalil hukum yang digunakan Imam Asy-syafi’i tentang hakam yang tidak memiliki kewenangan dalam menceraikan suami isteri yang syiqaq? Bagaimana analisis terhadap pendapat Imam Asy-syafi’i tersebut? Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif yang dilakukan di perpustakaan (library research). Sumber data dalam penelitian ini terbagi kepada sumber hukum primer, merupakan bahan hukum yang mengikat untuk diadakannya penelitian ini yaitu, kitab Al-Umm karya Imam Asy-syafi’i dan sumber hukum sekunder yaitu, literatur lainnya yang relevan dengan penelitian ini. Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan teknik library research. Pemilihan kepustakaan diseleksi dan dianalisis dengan deskriptif analistis. Hasil penulisan menunjukkan bahwa menurut Imam Asy-syafi’i, kedua hakam tersebut hanya boleh mendamaikan dan mencari solusi yang dapat menghentikan perselisihan. Kedua hakam tidak boleh menyuruh suami isteri itu untuk bercerai. Dengan kata lain kedua hakam tidak memiliki kewenangan untuk memisahkan suami isteri itu jika tidak diminta suami yang berselisih itu. Dalam hubungannya dengan dalil hukum Imam Asy-syafi’i tentang hakam tidak memiliki kewenangan dalam menceraikan suami isteri yang syiqaq, maka Imam Asy-syafi’i menggunakan dalil hukum yaitu Al-Qur’an surat An-Nisa (4) ayat 35, juz 5. Dalam penafsiran Imam Asy-syafi’i bahwa ayat ini menggisyaratkan dibolehkannya hakam mendamaikan kedua belah pihak, tetapi hakam tidak memiliki kewenangan menyuruh mereka suami isteri untuk bercerai. Menurut penulis Pendapat Imam Asy-syafi’i yang menganggap hakam tidak memiliki kewenangan dalam menceraikan suami isteri yang syiqaq adalah sejalan dengan syari’at Islam yang membenci perceraian meskipun sebagai perbuatan yang halal. Dan pada dasarnya talak itu tidak berada di tangan siapa pun juga kecuali suami atau orang yang diberi kuasa oleh suami.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | Mrs Rina Amelia - |
Date Deposited: | 21 Sep 2019 12:28 |
Last Modified: | 21 Sep 2019 12:28 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/20559 |
Actions (login required)
View Item |