MUHAMMAD WIJDANN BIN MUHAMAD NASIM (2018) MENGKAFANI JENAZAH YANG MENINGGAL DALAM KEADAAN BERIHRAM (STUDI KOMPERATIF MENURUT IMAM MALIK DAN IMAM ASY-SYAFI’I). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
1. COVER__2018545PMH.pdf Download (348kB) | Preview |
|
|
Text
2. PENGESAHAN__2018545PMH.pdf Download (586kB) | Preview |
|
|
Text
3. ABSTRAK__2018545PMH.pdf Download (317kB) | Preview |
|
|
Text
4. KATA PENGANTAR__2018545PMH.pdf Download (401kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI__2018545PMH.pdf Download (326kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB I__2018545PMH.pdf Download (576kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB II__2018545PMH.pdf Download (600kB) | Preview |
|
|
Text
8. BAB III__2018545PMH.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
9. BAB IV__2018545PMH.pdf Restricted to Repository staff only Download (876kB) |
||
|
Text
10. BAB V__2018545PMH.pdf Download (192kB) | Preview |
|
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA__2018545PMH.pdf Download (272kB) | Preview |
Abstract
Penulisan skripsi ini di latar belakangi oleh cara mengkafani jenazah meninggal dunia dalam keadaan ihram. Terhadap hal itu terjadi khilafiah atau perbedaan pendapat di kalangan ulama. Pendapat imam Malik bahwa jenazah ditutup wajah dan kepalanya, sedangkan imam Syafi’i berpendapat bahwa wajahnya ditutup akan tetapi kepalanya tidak boleh ditutup. Perbedaan pendapat tersebut dapat mendatangkan perbedaan hukum yang sangat signifikan dalam masalah penyelenggaran jenazah yaitu pada cara mengkafani jenazah yang meninggal dalam keadaan ihram. Adapun rumusan masalahnya adalah bagaimana pendapat Imam Malik dan pendapat Imam Syafi’i mengenai tentang mengkafani jenazah yang meninggal dalam keadaan berihram dan apakah metode istimbath Imam Malik dan Imam Syafi’i mengenai tentang mengkafani jenazah yang meninggal dalam keadaan berihram. Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah jenis penelitian kepustakaan (library research). Sumber Primernya yaitu kitab fikih mazhab Imam Malik al-Muwatha’ dan kitab Imam Syafi’i yang bersumberkan daripada kitab alUmm, kemudian sumber sekundernya adalah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Hasil penelitian ini adalah Imam Malik berpendapat bahwa cara mengafani jenazah yang meninggal dalam keadaan ihram adalah sama dengan cara mengafani jenazah seperti biasanya yakni dengan cara ditutup wajahnya dan kepalanya sedangkan Imam Syafi’i berpendapat tentang cara mengkafani jenazah yang meninggal dalam keadaan ihram yaitu ia dikafankan menggunakan kain yang dipakainya ketika ihram, serta tidak diberi wangi-wangian dan wajahnya tertutup akan tetapi kepalanya tidak ikut tertutup dan adapun metode istinbat yang digunakan Imam Malik adalah hadits nabi yang menerangkan bahwa sesungguhnya Abdullah bin Umar mengafani anaknya, Waqid bin Abdullah yang wafat di Juhfah saat sedang ihram serta menutup wajah dan kepalanya”. Kemudian ia (Abdullah bin Umar) berkata, “seandainya kami tidak dalam keadaan ihram, pasti kami baluri ia dengan wangi-wangian, kemudian Imam Syafi’i menggunakan metode istinbat yaitu surat Ali Imran ayat 185 yang menjadi dasar tentang kematian, kemudian hadits yang menerangkan tentang Seorang yang sedang berihram terpelanting (jatuh) dari kendaraannya sehingga meninggal dalam kondisi berihram, kemudian jenazahnya dihadapkan kepada Rasulullah SAW, Beliau bersabda, "Jadikanlah pakaian ihramnya sebagai kafannya, mandikan ia dengan air dan bidara dan jangan kalian tutupi kepalanya. Sesungguhnya Allah kelak di Hari Kiamat akan membangkitkannya dalam kondisi ia bertalbiyah.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum |
Depositing User: | Mrs Rina Amelia - |
Date Deposited: | 28 Aug 2019 03:03 |
Last Modified: | 28 Aug 2019 03:03 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/18492 |
Actions (login required)
View Item |