Afrizal Ahmad (2011) HIRARKI MOTIVASI MENIKAH DALAM ISLAM DITINJAU DARI MAQASHID SYARI’AH. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2011_201122.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Afrizal Ahmad, S.Ag, “Hirarki Motivasi Menikah Dalam Islam Ditinjau Dari Maqashid Syari’ah”. Tesis Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2011. Secara psikologis, setiap tindakan manusia – termasuk pernikahan - dipengaruhi atau didorong oleh motif-motif (motivasi) atau motivasi tertentu. Pernikahan secara sosiologis, merupakan perilaku sosial yang amat penting dalam mempertahankan, mewariskan serta mengembangkan norma dan sistem sosial. Nikah dalam hal ini, tidak lagi hanya berkaitan dengan penyaluran hasrat seksual dan bersifat pribadi (individual), melainkan juga memiliki berbagai tujuan (motif sosiogenetis). Keinginan untuk memenuhan kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia. Lalu, hal ini menjadi salah satu motif dalam pernikahan. Bahkan ketika desakan pemenuhan seksual tersebut tidak lagi terkendali, akan menjerumuskan seseorang kepada perzinahan. Para ulama menyatakan bahwa dalam kondisi ini, wajib bagi orang tersebut menikah. Persoalan lain adalah terdapat sebagian manusia yang lemah dalam motif ini, baik karena dipengaruhi oleh penguatan motif lain dalam kehidupannya, belum mampu memberikan nafkah atau disebabkan ketidakmampuannya dalam memenuhi kebutuhan seksual seperti terjadinya impotensi, kecacatan atau kelainan lainnya. Dalam kasus seperti ini, para ulama berbeda pendapat tentang hukum pernikahan bagi mereka. Pernikahan memiliki berbagai motif atau motivasi yang kompleks. Tidak mudah untuk menggambarkan tentang motif pernikahan seseorang. Realitas pernikahan menjadi kompleks, seiring kompleksitas motif yang mendorongnya. Institusi keluarga dibangun untuk mewujudkan kemaslahatan manusia. Islam menurunkan syari’at pernikahan sebagai upaya mewujudkan kemaslahatan manusia, baik dalam kapasitas individu, keluarga ataupun masyarakat. Aspek kemaslahatan dalam pernikahan, menjadi metodologi tersendiri dalam penetapan hukum pernikahan, yaitu al-maqashid al-syari’ah. Kategorisasi motivasi menikah berdasarkan Teori Maqashid Syariah tentu berbeda dengan kategori Teori Motivasi Maslow. Maslow misalnya, tidak mengenal motivasi beragama dalam teorinya. Perbedaan lainnya adalah Teori Maqashid Syariah disusun berdasarkan tingkat mashalah yang dirangkum dari nash-nash yang ada atau perspektif syara’, sedangkan Teori Motivasi Maslow disusun berdasarkan penelitiannya tentang tingkat kepuasan manusia atau perspektif manusia. Persamaan kedua teori ini adalah sama-sama menjadikan kebutuhan manusia sebagai fokus pembahasannya. Menggunakan kedua teori ini dalam mengkaji motivasi menikah memberikan pengkayaan analisis tentang kebutuhan manusia terhadap pernikahan. Dalam hal ini, pendekatan syara’ dan pendekatan keilmuan diintegrasikan untuk mendapatkan hirarki motivasi menikah. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk menelitinya dalam bentuk tesis dengan judul Hirarki Motivasi Menikah dalam Islam Ditinjau Dari Maqashid Syari’ah. Adapun rumusan permasalahannya sebagai berikut ; bagaimana hakikat kebutuhan manusia terhadap pernikahan?, bagaimana hirarki motivasi menikah dalam Islam ditinjau dari maqashid syari’ah?, dan apa implikasi hukum motivasi tersebut?.
Item Type: | Thesis (Thesis) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama |
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 |
Depositing User: | Feni Marti Adhenova |
Date Deposited: | 26 Dec 2015 07:45 |
Last Modified: | 26 Dec 2015 07:45 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/184 |
Actions (login required)
View Item |