Muslim (2010) STUDI TENTANG HADIS GUGATAN CERAI (KAJIAN TAKHRIJ AL-HADITS). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2010_201014TH.pdf Download (906kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul; “Studi tentang Hadis Gugatan Cerai (Kajian Takhrij Al Hadits)”. Menurut hemat penulis, tema ini dipandang krusial, karena diharapkan dapat menjawab merespon berbagai fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Satu dasawarsa ini, para feminisme dan penggagas issu kesetaraan gender, sangat gencar melakukan penelitian-penelitian dan diskusi-diskusi tentang hak-hak perempuan, termasuk hak-hak perempuan dalam kehidupan sosial agama, yang tidak hanya marak dilakukan di negara barat, tetapi sudah merambah ke dunia Islam. Mereka mempersoalkan Hadis Rasulullah SAW tentang hak perempuan yang berkaitan dengan masalah perceraian, dimana Rasul melarang para perempuan untuk menggugat cerai suaminya. Pelarangan ini oleh sementara pihak (terutama para feminisme) di anggap sebagai hadis yang ‘Diskriminatif’ terhadap perempuan. Hal seperti ini, sangat menarik untuk di teliti, untuk dapat mengetahui maksud hadis sebenarnya. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana kualitas teks hadis tentang larangan perempuan untuk mengajukan gugatan cerai dan bagaimana pula pemahamannya yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah SAW. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hadis yang akan diteliti tersebut, baik segi sanad maupun matan serta pemahamannya secara tepat dan benar. Untuk menjawab permasalahan di atas, maka penelitian ini dilakukan dengan langka-langka sebagai berikut; pertama, mengklasifikasi (mengelompokkan) data, yaitu data primer dan sekunder. Kedua, merumuskan teknik pengumpulan data. Ketiga, data tersebut di analisa dengan pendekatan takhrij al hadis melalui analisa sanad dan matan. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa hadis yang berbicara tentang gugatan cerai, terdapat dalam tiga jalur, yang diriwayatkan oleh tiga imam hadis yaitu; Imam At Tirmidzi, imam An Nasa’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Setelah diteliti hadis julur At Tirmidzi berstatus dhoif karena ada perawi dalam hadis jalur tersebut yang di dhoifkan oleh kritikus hadis serta tidak diketahui identitasnya. Akan tetapi, hadis yang diriwayatkan oleh An Nasa’i dan Ahmad bin Hanbal yang merupakan muttabi’ bagi hadis At Tirmidzi tersebut berstatus shahih, sehingga hadis riwayat At Tirmidzi, yang pada awalnya dhoif itu naik nilainya menjadi Hasan Lighairih. Karena kedhoifannya telah diangkat oleh muttabi’, yaitu hadis yang diriwayatkan oleh An Nasa’i dan Ahmad bin Hanbal. Maka dapat di simpulkan bahwa hadis ini adalah hadis maqbul yaitu hadis hasan lighairih, yang dapat di terima dan dipergunakan sebagai dalil atau hujjah dalam penetapan hukum atau dalam beramal. Selanjutnya setelah dianalisa dan dipahami maksud hadis Nabi Saw, perempuan menggugat cerai suaminya adalah perempuan munafik. Jadi yang dimaksud dengan “perempuan munafik” dalam hadis di atas adalah perempuan yang mengajukan gugatan cerai tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh syaria’at agama Islam. Sebagaimana hadis Nabi SAW yang lain berbunyi : “perempuan yang mengajukan gugatan cerai tanpa alasan yang benar maka haram baginya bau syurga.”
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.12516 Studi Hadits |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | Mutiara Jannati |
Date Deposited: | 22 Aug 2017 04:50 |
Last Modified: | 22 Aug 2017 04:50 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/10451 |
Actions (login required)
View Item |