Rahma Putri Ramadhani (2015) EFEKTIVITAS HABIT REVERSAL PROCEDURE TERHADAP STUTTERING. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
fm.pdf Download (225kB) | Preview |
|
|
Text
BAB I.pdf Download (47kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (58kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (76kB) | Preview |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (202kB) |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
em.pdf Download (25kB) | Preview |
Abstract
Stuttering merupakan gangguan komunikasi berupa pengulangan atau perpanjangan suara atau suku kata, kata-kata yang terputus seperti ada jeda dalam kata-kata yang diucapkan, perkataan yang terkesan panjang lebar sebagai upaya dalam mengganti kata-kata yang bermasalah, serta kata-kata yang dihasilkan tampak adanya tekanan fisik ketika diucapkan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menanggulangi kemunculan stuttering adalah Habit Reversal Procedure (HRP), yaitu terapi modifikasi perilaku dengan tahap mengidentifikasi kondisi-kondisi yang menyebabkan suatu perilaku yang tidak diinginkan muncul, lalu mengeluarkan respon tandingan saat perilaku muncul, serta melibatkan dukungan sosial dalam rangka mengurangi suatu perilaku yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Habit Reversal Procedure untuk mengurangi stuttering. Partisipan terdiri dari 4 remaja (3 laki-laki dan 1 perempuan) yang memiliki satu, beberapa atau semua karakteristik stuttering. Desain penelitian One Group Pre-test Post-test. Terapi HRP diberikan selama dua hari. Alat ukur yang digunakan adalah lembar observasi dan wawancara. Berdasarkan uji Wilcoxon Signed Rank Test dengan membandingkan frekuensi stuttering saat pre-test, post-test serta follow up didapatkan nilai Z = -1,826 dengan p = 0,034 artinya Habit Reversal Procedure efektif mengurangi stuttering. Setiap tahapan terapi HRP (tahapan pelatihan kesadaran, respon tandingan dan dukungan sosial) memberikan pengaruh pada penurunan frekuensi stuttering subjek. Ketika subjek mengetahui gejala stuttering muncul, subjek segera menggunakan teknik pernafasan diafragma. Dengan demikian subjek akan lebih rileks sehingga kecemasan serta ketakutan saat berbicara akan berkurang. Dukungan sosial yang diterima memperkuat individu untuk terus menggunakan teknik pernafasan diafragma ketika stuttering akan muncul, sehingga frekuensi stuttering menurun. Kata kunci: Stuttering, Habit Reversal Procedure, Pernafasan Diafragma
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 100 Filsafat dan Psikologi > 150 Psikologi |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Bagian Psikologi Klinis dan Agama |
Depositing User: | eva sartika |
Date Deposited: | 05 Sep 2016 08:11 |
Last Modified: | 05 Sep 2016 08:11 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/6972 |
Actions (login required)
View Item |