Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

IMPLIKASI MUKBANG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MUSLIM DALAM PERSPEKTIF TAFSIR TEMATIK

NURUL HIDAYATUL FIKRI, NHF (2023) IMPLIKASI MUKBANG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT MUSLIM DALAM PERSPEKTIF TAFSIR TEMATIK. Thesis thesis, UIN Suska Riau.

[img]
Preview
Text
OK GABUNG DGN LAMPIRAN TESIS BAB 1- DAFTAR PUSTAKA ASLI I IN SYAA ALLAH.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB IV HALAMAN FIX NURUL.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tesis ini membahas ayat-ayat fenomena Mukbang dalam Al-Qur‟an. Penulis menganalisa dan mengambil ayat-ayat Mukbang berdasarkan pada fenomenafenomena yang sedang terjadi. Mukbang adalah fenomena yang berasal dari negara Korea, yang merupakan sebuah konten yang diminati banyak orang yang dapat diartikan sebagai siaran makan. Fenomena ini sudah menyebar ke seluruh negara termasuk Indonesia. Bedanya di Indonesia, mereka melakukan Mukbang dengan beragam konten selain makan dalam kuantitas yang banyak, ada yang dimulai dengan adegan memasak menu dan setelahnya memakan makanan tersebut, dan ada juga yang berkuliner jajanan sehingga jutaan rupiah lalu menyantapnya. Penelitian ini menggunakan metode analisa ayat (tahlili) dan kualitatif, namun penulis juga memasukan sumber rujukan dari hasil wawancara berdasarkan poin-poin fenomena Mukbang yang penulis teliti. Adapun fenomenafenomena Mukbang yang diteliti dalam penelitian ini adalah: Mengikuti budaya orang kafir QS Ali Imran 149, berlebihan dalam makan dan minum QS Al-A‟raf 31, makan melewati batas QS Taha 81, ketakutan QS al-Baqarah 155, pamer atau riya‟ QS an-Nisa 38, tidak ada kesadaran diri QS al-Baqarah 12, tidak menjaga kesehatan dengan makan makanan yang baik QS al-Baqarah 168, ketenteraman hati dalam duniawi QS ar-Rad 28, kenikmatan dunia akan lenyap QS an-Nahl 96. Adapun poin pada fenomena-fenomena ini penulis kuatkan lagi dengan melalui wawancara terhadap pelaku Mukbang, bahwa salah satu penyebab pelaku ingin mengikuti tren ini adalah karena merasa tren ini menyenangkan bagi dirinya. Buya Hamka menafsirkan tidak boleh adanya berlebihan bahwa pakaian yang pantas, makan dan minum yang sederhana melambangkan sikap hidup Muslim. Tidak boleh memperturutkan selera atau nafsu semata. Salah satunya seperti yang dilakukan dalam tren Mukbang ini, yaitu berlebihan dalam makan dan membelanjakan harta semata-mata hanya sebuah konten dan popularitas. Prilaku negatif dalam tren ini adalah menjadikan tren ini sebagai penghilang stres baik pelakunya maupun penontonnya dan menyangkal adanya mudharat, tidak menyadari apa yang dilakukan adalah mengikuti perbuatan orang kafir, dan merasa apa yang dilakukan oleh pelaku Mukbang adalah sesuatu yang baik padahal syaitan lah yang membujuk bahwa perbuatan itu baik.

Item Type: Thesis (Thesis)
Subjects: 000 Karya Umum > 001 Ilmu Pengetahuan
000 Karya Umum
Divisions: Program Pascasarjana > S2 > Tafsir Hadist
Depositing User: pps -
Date Deposited: 27 Jan 2023 07:18
Last Modified: 27 Jan 2023 07:18
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/65938

Actions (login required)

View Item View Item