HASNUR IRWANSYAH (2017) UPACARA WAISAK DI CANDI MUARA TAKUS (Studi terhadap Komunitas Buddha dalam Melaksanakan Upacara Waisak 2016). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Preview	Text 1. COVER (1).pdf Download (320kB) | Preview
Preview	Text 2. PENGESAHAN (1).pdf Download (625kB) | Preview
Preview	Text 3. ABSTRAK (1).pdf Download (400kB) | Preview
Preview	Text 4. KATA PENGANTAR (1).pdf Download (446kB) | Preview
Preview	Text 5. DAFTAR ISI (1).pdf Download (432kB) | Preview
Preview	Text 6. BAB I (1).pdf Download (492kB) | Preview
Preview	Text 7. BAB II (1).pdf Download (938kB) | Preview
Preview	Text 8. BAB III (1).pdf Download (343kB) | Preview
	Text 9. BAB IV (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (556kB)
Preview	Text 10 BAB V (1).pdf Download (415kB) | Preview
Preview	Text 11. DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (493kB) | Preview

Abstract

Hasnur Irwansyah, NIM: 11133103039, Upacara Waisak di Candi Muara Takus (Studi terhadap Komunitas Buddha dalam Melaksanakan Upacara Waisak 2560 BE/2016), Prodi Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, 2017. Candi dan upacara-upacara hari suci merupakan karakteristik utama agama Buddha. Hari raya Trisuci Waisak merupakan salah satu dari hari suci dalam tradisi Buddha. Umat Buddha dalam pelaksanaannya cenderung beragam, baik dari segi tempat maupun rangkaian tata cara yang dilakukan. Adapun Waisak 2560 BE di adakan oleh umat Buddha Riau di Candi Muara Takus, yaitu pada 29 Mei 2016, sebuah candi peninggalan agama Buddha yang terletak di Kampar, di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim. Dalam pelaksanaan tersebut, masyarakat di sekitar candi masih cenderung tertutup dan tidak ramah. Jenis penelitian yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara langsung ke lokasi objek penelitian, guna memperoleh data yang berhubungan dengan kebaktian hari Waisak 2560 BE di Candi Muara Takus. Data-data penelitian ini terdiri dari primer dan sekunder, yang masing-masing dikumpulkan berdasarkan observasi, interview, dan dokumentasi di lapangan. Metode analisis data menggunakan metode deduktif, yaitu penarikan kesimpulan bertolak dari suatu pengetahuan yang bersifat umum yang kebenarannya telah diakui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Hasil dari penelitian ini ialah; pertama, pemilihan Candi Muara Takus sebagai lokasi acara Waisak adalah dalam rangka “Dharmayatra”, yaitu berkunjung ke tempat-tempat suci dan bersejarah untuk memahami dan meresapi ajaran-ajaran Buddha. Kedua, acara tersebut terdiri dari serangkaian tata-cara yaitu persiapan untuk memasuki komplek Candi Muara Takus, peserta dipersilahkan memasuki komplek candi, prakata dari protokol, protokol mempersilahkan umat untuk berdiri dan beranjali dan pemimpin menjemput bhante memasuki area candi, penghidupan dupa, lilin panca warna oleh anggota sangha, Paradiksana, Kebaktian, Meditasi, Dhammadesana, Blessing, Dana paramitta, Githa waisak, Ettavata, Namaskara gatha, pemimpin mempersilahkan umat berdiri dan bhante meninggalkan tempat dan pemimpin menutupkebaktian dengan salam, Kata sambutan (MBI, Pembimas {jika ada}) sekaligus menutup acara dharmayatra. Setelah acara inti tersebut, dilanjutkan dengan foto bersama, makan malam di luar candi, lalu para peserta diarahkan ke bus dan mobil masing-masing, lalu Sayonara. Ketiga, masing-masing dari rangakaian tata-cara tersebut memiliki nilai filosofis dan substansi spesifik tersendiri, namun secara global semuanya adalah upaya untuk memahami ajaran Buddha yang sangat menekankan kesadaran dan pelayan terhadap manusia.

Actions (login required)

View Item