Novrizal Chandra, Novrizal (2023) COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM UPAYA PENANGGULANGAN ABRASI DI PESISIR PANTAI KOTA DUMAI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (428kB) |
||
|
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Abrasi merupakan peristiwa terkikisnya daratan yang ada di garis pantai. Kota Dumai merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang menjadi tempat prioritas percepatan rehabilitasi mangrove sebagai upaya penanggulangan abrasi di pesisir pantai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana collaborative governance dalam upaya penanggulangan abrasi di pesisir pantai Kota Dumai serta mengetahui hambatan-hambatn dalam proses collaborative governance. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian bahwa collaborative governance dalam upaya penanggulangan abrasi di pesisir pantai dilakukan percepatan rehabilitasi mangrove melalui program PEN melibatkan beberapa stakeholder yaitu BRGM, BPDASHL Indragiri Rokan, UPT KPH Bagan Siapiapi, DLHK Provinsi Riau, LSM Pecinta Alam Bahari, dan KTH (Kelompok Tani Hutan). program PEN melibatkan masyarakat melalui terbentuknya 5 KTH dengan total luas lahan yang akan ditanam bibit mangrove yaitu 50 ha. Pengadaan barang/item disediakan oleh masing-masing KTH melalui pembuatan SPKS (Surat Perjanjian Kerjasama Swakelol) tipe 4. Collaborative governance percepatan rehabilitasi mangrove program PEN di tunjuk adanya seorang koordinator wilayah tujuannya untuk mempermudah garis koordinasi. Akibat dampak dari pandemic dialog antara para stakeholder terjadi hanya satu kali dalam seminggu, sehingga dialog dialihkan melalui aplikasi zoom online. Selain itu, dalam melakukan komunikasi yang intens antara para stakeholder maka dibuatlah wadah grup di aplikasi whatssup. Faktor penghambat Program PEN, sehingga keberhasilan program PEN percepatan rehabilitasi mangrove kurang optimal berkisar antara 35-50%, yaitu adanya pasang surut air laut, adanya gelombang air laut dan adanya binatang yang memakan bibit mangrove program PEN, selain itu faktor penghambat proses collaborative governance berupa adanya pandemi covid-19, keterlambatan pencairan anggaran, dan kurang intensifnya sosialisasi kepada masyarakat, sedangkan tingkat kesadaran masyarakat masih kurang optimal.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | collaborative Governance, Penanggulangan Abrasi |
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial > Administrasi Negara |
Depositing User: | fekon - |
Date Deposited: | 03 Jul 2023 04:17 |
Last Modified: | 03 Jul 2023 04:17 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/72218 |
Actions (login required)
View Item |