Yahdi Yahya, - (2021) MAKNA SIJJIL DALAM AL-QUR’AN DAN RELEVANSINYA DENGAN ILMU ASTRONOMI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (810kB) |
||
|
Text
SKRIPSI TAHDI YAHYA.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini membahas makna sijjil dalam al-Qur’an dan relevansinya dengan ilmu astronomi. Sijjil merupakan batu dari tanah yang mengeras. Menurut pendapat mufassir dan para astronom ada unsur kesamaan antara makna sijjil dengan meteor. Seperti Ibnu Katsir yang menayebutkan dalam tafsirnya pada surat al fil ayat 4تَرۡمِيۡهِمۡ بِحِجَارَةٍ مِّنۡ سِجِّيۡل bahwa kata sijjil (سجيل) dalam ayat ini diartikan batu yang terbakar sehingga sangat panas atau meteor. Sedangkan menurut Emeritus Frank dalam Earth, meteor dibagi menjadi tigamacam: salah satunya adalah meteor batu, yaitu hanya bermuatan batu padat dengan ragam jenis yang berbeda-beda. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut terlihat bahwa memang ada kesamaan antara sijjil dengan meteor. Dalam ilmu astronomi terdapat beberapa yang termasuk ke dalam ruang lingkup astronomi, salah satu ruang lingkup tersebut adalah planet. Planet didefinisikan sebagai benda langit yang mendapatkan cahayanya dari matahari. Benda langit ini terbagi dua yaitu bintang tetap dan bintang berpindah. Bintang berpindah ini bisa berupa bintang berekor (komet), bintang jatuh (meteor), atau bintang berjalan di sekitar rasi-rasi bintang. Berdasarkan ruang lingkup ilmu astronomi ini, pembahasan sijjil atau meteor ini tergolong ke dalam ilmu astronomi. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana makna sijjil dalam al-Qur’an menurut para mufassir dan bagaimana relevansi sijjil dengan ilmu astronomi. Penelitian ini bersifat perpustakaan (library research) dan metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah maudhu’i (tematik) dengan pendekatan kualitatif.Hasil dari penelitian ini adalah mengenai dua hal. Pertama, makna sijjil menurut para mufassir yaitu dalam tafsir Fathul Qadir, Al Qurthubi, ibnu katsir, dan Al Misbah adalah batu yang berasal dari langit, batu yang berasal dari tanah yang terbakar, batu dan tanah. Kedua, dilihat dari sudut pandang ilmu astronomi bahwa sijjil itu ada keterkaitannya dengan benda-benda langit, yg mana dilihat dari konteks ayat sijjil yang mengatakan batu diturunkan dari langit maka relevansi dengan ilmu astronomi bisa dikaitkan dengan benda-benda langit yg jatuh kebumi sehingga menimbulkan bencana seperti meteor, walaupun pada dasarnya sijjil tetaplah seperti diceritakan pada ayat diatas, dan meteor tetaplah benda-benda langit. Kata Kunci: Sijjil, Meteor, Ilmu Astronomi.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.1 Sumber-sumber Agama Islam, Kitab Suci Agama Islam > 297.1226 Tafsir Al-Qur'an, Ilmu Tafsir 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Alqur'an dan Tafsir |
Depositing User: | fushu - |
Date Deposited: | 26 Aug 2021 04:59 |
Last Modified: | 26 Aug 2021 04:59 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/55064 |
Actions (login required)
View Item |