Juliani Syafitri, Juliani (2021) ANALISIS PENDAPAT SAYYID SABIQ TENTANG QADHA PUASA BAGI WANITA HAMIL DAN MENYUSUI. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text (SKRIPSI GABUNGAN)
SKRIPSI GABUNGAN.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (840kB) |
Abstract
Penulisan skripsi ini dilatar belakangi oleh pendapat Sayyid Sabiq dalam menetapkan hukum bagi wanita hamil dan menyusui yang berbuka puasa karena khawatir terhadap kondisi diri dan anaknya yang berbeda dengan pendapat ulama lainnya terhadap kewajiban membayar qadha atau fidyah. Sayyid Sabiq merupakan seorang ulama kontemporer yang memiliki karya dalam bidang fikih dan dakwah Islam yaitu kitab Fiqh Sunnah yang telah tersebar di seluruh dunia dengan berbagai bahasa. Beliau mempunyai kapasitas keilmuan yang mumpuni sehingga dalam mengistinbathkan hukum terlepas dari fanatisme mazhab. Penelitian ini dilakukan dengan jenis penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu rangkaian kegiatan yang menggunakan metode pengumpulan data studi pustaka dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah Kitab Fiqh Sunnah Jilid 1 karya Sayyid Sabiq sebagai sumber hukum primer dan sumber hukum sekunder yang diperoleh dari buku-buku serta jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian. Data dianalisis menggunakan metode analisis isi (content analysis). Sedangkan pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu dikumpulkan dari telaah arsip, buku, jurnal, artikel, makalah, dan karya para pakar. Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, didapat hasil bahwa Sayyid Sabiq berpendapat bahwa wanita hamil dan menyusui boleh berbuka puasa, apabila mereka mengkhawatirkan kondisi dirinya atau anaknya selama melaksanakan puasa. Dengan kewajiban membayar fidyah kepada satu orang miskin untuk setiap harinya. Beliau menukil pendapat dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar melalui metode tarjih. Dalam menetapkan hukum Sayyid Sabiq senantiasa merujuk langsung pada al-Qur’an, Sunnah, dan ijma’. Beliau beralasan dengan ditetapkan kewajiban fidyah tanpa qadha, berarti menghasilkan fikih yang diyakini sesuai dengan ruh dan asas-asas hukum Islam terutama asas عدم الحرج (tidak memberatkan) dan asas تقليل التكاليف (meminimalisir beban) melalui manhaj taisir-nya. Sehingga di masa-masa keadaan susah payah yang bertambah-tambah wanita yang hamil dan menyusui tidak terbebani dengan kewajiban puasa dengan adanya rukhshah dari syari’at. Pelaksanaan qadha puasa bagi wanita hamil dan menyusui yang mempunyai udzur dalam melaksanakan puasa karena kondisi wanita hamil dan menyusui itu berbeda. Sehingga dalam kondisi tertentu tiap-tiap wanita hamil dan menyusui berbeda pula hukum yang membebaninya. Sesuai dengan kaidah “تَغَيِّرُ الْفَتْوَى وَاختِلَافُهَا بِحَسْبِ تَغَيِّرُ الأَزْمِنَةِ وَالأَمْكِنَةِ وَالْأَحْوَالِ وَالنِّيَاتِ وَالْعَوَئِدِ” artinya perubahan fatwa dan perbedaannya tergantung pada perubahan waktu, tempat, kondisi, niat, dan kebiasaan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Qadha Puasa, Fidyah Puasa, Wanita Hamil, Wanita Menyusui |
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 27 Jul 2021 07:31 |
Last Modified: | 27 Jul 2021 07:32 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/52008 |
Actions (login required)
View Item |