Muthmainnah Puteri, - (2021) TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ADAT BAGITO DI KECAMATAN PERANAP KABUPATEN INDRAGIRI HULU. Skripsi thesis, Universits Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
GABUNGAN KECUALI BAB IV.pdf Download (3MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
ABSTRAK Muthmainnah Puteri (2021): Tinjauan Hukum Islam Terhadap Adat Bagito di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu Adat Bagito merupakan adat yang dilakukan untuk mengangkat orang lain untuk menjadi saudara, dalam adat ini dilakukan antara satu orang atau lebih dengan orang lain yang bukan saudara atau bukan satu persukuan, jika sudah melakukan bagito antara satu orang dengan orang lain maka akan menjadi saudara dan mengikat. Orang yang sudah melakukan bagito tidak diperbolehkan menikah hal ini karena bagito sudah anggap menjadi saudara kandung, jika hal ini dilanggar oleh orang yang bagito maka masyarakat setempat percaya akan terjadi sesuatu hal yang membuat orang tersebut akan mengalami hal-hal yang buruk. Apabila dikaji berdasarkan Q.S An-Nisa : 23 adat bagito yang tidak diperbolehkan menikah ini tentu tidak sesuai dengan hukum Islam dimana yang dilarang menikah karena pertalian nasab, kerabat semenda, dan pertalian sesusuan. Adapun rumusan masalah dalam skripsi ini, yaitu, Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap adat Bagito di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu dan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh adat Bagito di Kecamatan Peranap Kabupaten Indragiri Hulu. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sumber data dari ninik mamak, kepala adat dan masyarakat adat di Kecamatan Peranap, sedangkan sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yakni menggambarkan secara lengkap dan terperinci mengenai adat Bagito. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitia ini adalah observasi, wawancara, dan kuisioner/angket. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder Hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam dengan ketinggian ajarannya tidak pernah mengenyampingkan sebuah adat atau tradisi yang berkembang, bahkan faktor ini dapat dijadikan sebuah dalil dalam memberikan ketetapan sebuah produk hukum islam, sepanjang tradisi atau adat itu dapat diterima sebagai sebuah kebiasaan yang baik, serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang sudah dirumuskan. Sebaliknya islam menentang adat yang rendah atau kabur dari suatu landasan yang kokoh. Dalam hal larangan nikah sesama saudara gito dan adanya sanksi dalam adat Bagito sangat tidak sesuai dengan ajaran islam, apalagi larangan dan sanksi tersebut diatas telah membawa dampak negatif yang sangat besar kepada responden atau masyarakat yang Bagito, dan Dampak positif dari Bagito adalah selalu tercipta diantara mereka saling tolong-menolong yang baik, merasakan hubungan yang akrab dengan saudara gito seperti hubungan dengan saudara kandung. Sedangkan dampak negatif dari Bagito adalah putus pertunangan dengan saudara gito, kawin lari dengan saudara gito dan hamil sebelum nikah dengan saudara gito. Kata Kunci : Adat Bagito, Hukum Islam
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 21 Jul 2021 03:15 |
Last Modified: | 21 Jul 2021 03:15 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/51575 |
Actions (login required)
View Item |