SEPTARI HARAHAB, - (2019) ANALISIS TERHADAP PENDAPAT IMAM AHMAD IBN HANBAL TENTANG KEWAJIBAN KAFARAT BAGI HUBUNGAN SUAMI ISTRI YANG DILAKUKAN KETIKA HAID. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
|
Text
SKRIPSI LENGKAP.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (665kB) |
Abstract
ABSTRAK Septari Harahab (2019) : Analisis Terhadap Pendapat Imam Ahmad Ibn Hanbal Tentang Kewajiban Kafarat Bagi Hubungan Suami Istri Yang Dilakukan Ketika Haid Hubungan intim dalam islam merupakan salah satu tujuan diperintahkannya perkawinan, sehingga hubungan intim dalam islam hanya dapat dilakukan ketika pria dan wanita sudah sah menjadi suami istri dalam suatu pernikahan. Hubungan intim adalah hak bagi suami istri, akan tetapi dalam melakukan hubungan intim antara suami dan istri ada batasan-batasan dan etika yang harus dijaga diantaranya tidak mensetubuhi istri melalui duburnya, kemudian tidak mensetubuhi istri ketika haid. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Bagaimana istinbath hukum yang digunakan imam Ahmad ibn Hanbal tentang kewajiban kaffarat kaffarat bagi hubungan suami istri yang dilakukan ketika haidh? (2) Bagaimana analisis terhadap pendapat imam Ahmad ibn Hanbal tentang kewajiban kaffarat bagi hubungan suami istri yang dilakukan ketika haidh ? Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan mengambil sumber data primer yang berasal dari kitab Hanbali yang berjudul al-Musnad Imam Ahmad ibn Hanbal, dan bahan sekundernya adalah kitab al-Mughni, serta buku dan literatur lain yang berkenaan dengan pembahasan pada masalah yang diteliti dalam skripsi ini. Sedangkan teknik analisis data menggunakan content analysis. Yaitu dengan mengambil isi dari sumber primer, menganalisi buku atau litarature yang berhubungan dengan penelitian baik secara teori, konsep maupun keterangan yang berhubungan langsung dengan masalah penelitian. Kemudian disusun secara rasional untuk mengurai masalah penelitian hingga mendapat kesimpulan. Menurut imam Ahmad ibn Hanbal, ketika suami mensetubuhi istrinya yang saat itu sedang dalam keadaan haid, maka suami akan dikenakan kewajiban membayar kafarat dan begitu pula istri juga dikenakan kewajiban membayar kafarat apabila ia menuruti suaminya untuk mensetubuhi dirinya. Kewajiban kafarat itu disebabkan karena telah melakukan persetubuhan terlarang, sementara persetubuhan yang dilakukan saat istri sedang haid merupakan persetubuhan terlarang dan termasuk perbuatan dosa, dan untuk menebus dosa tersebut maka wajib membayar kafarat. Adapun kafarat yang wajib dikeluarkan adalah satu dinar atau setengah dinar dan boleh memilih diantara keduanya (satu atau setengah dinar). Kata Kunci: kafarat, hubungan suami istri, dan haid
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 000 Karya Umum |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | fasih - |
Date Deposited: | 10 Oct 2019 04:31 |
Last Modified: | 10 Oct 2019 04:31 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/21197 |
Actions (login required)
View Item |