RAHMAT ARIPIN (2017) ANALISIS PENDAPAT IMAM Al-SYAFI'I TENTANG IZIN WALI NIKAH BAGI JANDA DI BAWAH UMUR. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
1. COVER (1).pdf Download (556kB) | Preview |
|
|
Text
2. PENGESAHAN (1).pdf Download (288kB) | Preview |
|
|
Text
3. ABSTRAK (1).pdf Download (234kB) | Preview |
|
|
Text
4. KATA PENGANTAR (1).pdf Download (392kB) | Preview |
|
|
Text
5. DAFTAR ISI (1).pdf Download (246kB) | Preview |
|
|
Text
6. BAB I (1).pdf Download (657kB) | Preview |
|
|
Text
7. BAB II (1).pdf Download (567kB) | Preview |
|
|
Text
8. BAB III (1).pdf Download (730kB) | Preview |
|
Text
9. BAB IV (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (913kB) |
||
|
Text
10. BAB V (1).pdf Download (313kB) | Preview |
|
|
Text
11. DAFTAR PUSTAKA (1).pdf Download (269kB) | Preview |
Abstract
Rahmat Aripin (2017): Analisis Pendapat Imam Al-Syafi’i Tentang Izin Wali Nikah Bagi Janda Dibawah Umur Berdasarkan latar belakang perbedaan pendapat dikalangan Imam Mazhab dalam menetapakan izin wali bagi janda dibawah umur, adapun Imam-imam Mazhab yang berbeda pendapat tersebut adalah Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Syafi’i. Bahwa menurut Imam Malik dan Imam Abu Hanifah bahwa janda yang dibawah umur ini apabila wali nikah ingin menikahkannya dengan laki-laki yang melamarnya maka wali nikah boleh memaksanya untuk menikahkannya. Namun berbeda dengan Imam Syafi’i yang berpendapat bahwa janda yang masih di bawah umur tidak boleh dipaksa menikah oleh wali nikahnya. Adapun sebabnya memilih tokoh Imam Syafi’i adalah karena meskipun ia tokoh klasik namun pendapat dan hujjahnya digunakan oleh hampir sebagian besar ummat Islam di Indonesia. Adapun pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Pendapat Imam Syafi’i tentang izin wali nikah bagi janda dibawah umur? (2) Bagaimana metode istinbat Imam Syafi’i tentang izin wali nikah bagi janda dibawah umur? (3) Bagaimana analisis pendapat Imam Syafi’i tentang izin wali nikah bagi janda dibawah umur? Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan ( library research ) dengan mengambil sumber data yang berasal dari kitab kitab, buku-buku atau sumber lain yang berkenaan dengan pembahasan pada skripsi ini. Sedangkan dalam tekhnik analisis data menggunakan metode deskriptif analitis berdasarkan data langsung dari subjek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan, bahwasanya menurut Imam Syafi’i berpendapat bahwa apabila ingin menikahkan janda dibawah umur, maka wali tidak boleh memaksanya. Karena Imam Syafi’i berpegang kepada kegadisan ( al-bikr ) , maka beliau mengatakan bahwa gadis dewasa boleh dipaksa sedangkan janda belum dewasa tidak boleh dipaksa. Maka oleh karena itu apabila wali nikah ingin menikahkan janda dibawah umur ini, maka harus meminta pendapat kepadanya, apabila wali tetap menikahkan janda dibawah umur ini sementara ia tidak menyetujuinya maka nikahnya dianggap batal atau tidak syah. Penulis setuju dengan pendapat Imam Syafi’i ini. Karena janda dibawah umur ini, walaupun ia masih kecil, tetapi dari pernikahan yang sebelumnya tentu ia telah mengerti maksud dan tujuan pernikahan tersebut, dan ia tahu mana laki-laki yang pantas untuknya dan mana laki-laki yang tidak pantas menurutnya. Untuk itu apabila wali ingin menikahkannya dengan laki-laki yang melamarnya, maka wali nikah harus terlebih dahulu meminta pendapatnya, jangan sampai, akibat wali menikahkannya dengan laki-laki yang melamarnya tanpa persetujuannya, pernikahannya tersebut gagal untuk yang kedua kalinya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | Mrs Rina Amelia - |
Date Deposited: | 17 Sep 2019 14:17 |
Last Modified: | 17 Sep 2019 14:17 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/20366 |
Actions (login required)
View Item |