Miftahul Jannah (2013) PENERAPAN TARIF ANGKUTAN BENDI DI KOTA WISATA BUKITTINGGI MENURUT EKONOMI ISLAM. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2013_2013215EI.pdf Download (443kB) | Preview |
Abstract
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Salah satu transportasi tradisional kota wisata ini yang sangat terkenal berperan penting dalam menunjang para wisatawan dalam maupun luar negeri untuk datang ke kota Bukittinggi adalah bendi. Tarif dalam angkutan bendi di Bukittinggi berbeda dengan tarif angkutan darat lainnya dan tarifnya tidak ditentukan seperti angkutan kota lainnya. Dari latar belakang masalah tersebut dirumuskan masalah yaitu bagaimana sistem penerapan tarif angkutan bendi di kota wisata Bukittinggi dan bagaimana penerapan tarif angkutan bendi di kota wisata Bukittinggi menurut ekonomi Islam. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Populasi seluruh kusir bendi yang ada di Bukittinggi yang berjumlah 200 kusir bendi. Namun ketika penelitian dilakukan ternyata yang aktif hanya 96 kusir bendi, yaitu yang beroperasi di Pasar Bawah 41 kusir bendi, Pasar Banto 35 kusir bendi dan Jam Gadang 20 kusir bendi. Untuk sampel penulis mengambil seluruh kusir bendi dengan metode total sampling yaitu dengan memakai seluruh populasi dalam pelaksanaan penelitian. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer adalah data yang diperoleh langsung dari kusir bendi, Dinas Perhubungan dan Dinas Pariwisata kota Bukittinggi propinsi Sumatera Barat dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku yang behubungan dengan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian sistem penerapan tarif angkutan bendi di kota wisata Bukittinggi dilakukan dengan sistem tawar menawar yang dilakukan oleh kusir dengan penumpang yang berdasarkan azas permintaan dan penawaran dan telah sesuai dengan pasar Islami. Dan di dalam penerapan tarif angkutan bendi di kota wisata Bukittinggi terjadi ketidakjelasan ongkos rute jalurnya, karena tidak ada ii peraturan daerah yang mengaturnya, namun Islam tidak melarang terjadinya hal tersebut dikarenakan bendi merupakan angkutan yang sudah jarang ditemukan sedangkan permintaan terhadap bendi tersebut banyak inilah yang disebut dengan pasar monopolistic. Jadi dapat disimpulakan bahwa penerapan tarif angkutan bendi di kota wisata Bukittinggi dibolehkan di dalam Islam.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.2 Teologi Islam, Aqaid dan Ilmu Kalam > 297.273 Islam dan Ilmu Ekonomi |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ekonomi Syari'ah |
Depositing User: | Mutiara Jannati |
Date Deposited: | 18 Dec 2016 13:44 |
Last Modified: | 18 Dec 2016 13:44 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/9876 |
Actions (login required)
View Item |