Faisal Zusfi (2012) AKIBAT PERCERAIAN NIKAH SIRRI TERHADAP ANAK DITINJAU MENURUT HUKUM ISLAM ( Studi Masyarakat Desa Pulau Lawas Bangkinang Seberang ). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
2012_2012234AH.pdf Download (574kB) | Preview |
Abstract
Menurut Hukum Islam ( Studi Masyarakat Desa Pulau Lawas Bangkinang Seberang )”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya masyarakat yang melakukan nikah sirri kemudian terjadi perceraian sehingga anak yang menjadi korban terhadap perceraian tersebut. Adapun perceraian ini berakibat pada nafkah, pendidikan, kesehatan, dan kasih sayang anak, yang mana ayah tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan anak setelah perceraian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui akibat perceraian nikah sirri terhadap anak, akibat nafkah anak setelah perceraian, tinjauan hukum Islam akibat perceraian niakah sirri terhadap anak dan nafkah setelah perceraian pada masyarakat matrilineal di desa Pulau Lawas Kecamatan Bangkinang Seberang. Adapun bentuk penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif artinya data tersebut adalah berasal dari data yang diperoleh apa adanya di lapangan dan dipaparkan apa adanya dalam bentuk penjelasan dan kebijakan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang melakukan perceraian nikah sirri sebanyak 5 orang maka populasi dijadikan sampel (metode sensus.) Kemudian untuk mengumpulkan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan angket. Perlu untuk diketahui bahwa sebelum penulis turun kelapangan untuk mewawancarai responden, maka penulis terlebih dahulu membuat pedoman format wawancara, yang berguna agar dalam wawancara responden tidak menyimpang dari fokus penelitian yang telah ditentukan. Setelah semua data-data dapat terkumpul maka penulis meneruskan pada menganalisa data penelitian dengan teliti berdasarkan indikator penelitian dan disesuaikan dengan apa adanya yang telah disampaikan oleh pendapat dari responden. Berdasarkan hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahwa Pernikahan yang dilakukan secaara sirri apbila terjadi perceraian maka dampaknya tehadap anak sangat besar yaitu berdampak pada sikap, kesehatan jasmani dan rohani anak, terhadap pendidikannya dan juga biaya hidup, sehingga pelaksanaan pengasuhan anak dan nafkah setelah perceraian lebih di titik beratkan kepada ibu, yang mana pihak bapak lebih banyak mengabaikan tanggung jawabnya dalam nafkah. Menurut Pandangan Islam, Islam menuntut bahwa kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nafkah, seorang ayah berkewajiban untuk memberikan jaminan nafkah terhadap anaknya, baik pakaian, tempat tinggal maupun kebutuhan lainnya, meskipun hubungan perkawinan orang tua si anak putus. Suatu perceraian tidak berakibat hilangnya kewajiban orang tua untuk tetap memberi nafkah kepada anak-anaknya sampai dewasa atau dapat berdiri sendiri.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan > 297.577 Perkawinan Menurut Islam, Pernikahan Menurut Islam, Munakahat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga (Ahwal Al-Syakhsiyah) |
Depositing User: | eva sartika |
Date Deposited: | 09 Dec 2016 07:45 |
Last Modified: | 09 Dec 2016 07:45 |
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/9618 |
Actions (login required)
View Item |