AZWIR, - (2025) ANALISIS KONSEP WAHBAH AL-ZUHAILY TENTANG MASA TUNGGU LAKI-LAKI PASCA PERCERAIAN PERSPEKTIF MAQASHID AL-SYARI’AH. Thesis thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
|
Text (BAB GABUNGAN)
GABUNGAN TESIS KECUALI BAB HASIL - Azwir Zailani.pdf - Published Version Download (9MB) | Preview |
|
|
Text (BAB HASIL)
BAB HASIL - Azwir Zailani.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (8MB) |
||
|
Text (SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI)
Surat Pernyataan Persetujuan Publikasi - Azwir Zailani.pdf - Published Version Download (436kB) | Preview |
Abstract
Abstrak Azwir (2025) : Analisis Konsep Wahbah Al-Zuhaily tentang Masa Tunggu Laki-Laki Pasca Perceraian Perspektif Maqashid Al-Syari’ah Penelitian ini mengkaji secara mendalam konsep masa tunggu (ʿiddah) bagi lakilaki pasca perceraian menurut pemikiran Wahbah Al-Zuhaily, serta menganalisisnya dalam bingkai maqāṣid al-syarī‘ah. Dalam tradisi fikih klasik, ʿiddah merupakan kewajiban yang hanya diberlakukan bagi perempuan, dengan alasan utama untuk memastikan kehampaan rahim dan menjaga kejelasan nasab. Namun, Wahbah Al-Zuhaily menghadirkan pendekatan kontemporer yang menekankan pentingnya masa tunggu juga bagi laki-laki dalam konteks sosial dan moral tertentu. Menurutnya, meskipun secara biologis laki-laki tidak mengalami kehamilan, mereka tetap memiliki tanggung jawab moral dan sosial pasca perceraian, yang secara prinsip dapat diwadahi melalui konsep masa tunggu yang bersifat etik dan syar‘i. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kepustakaan, dengan sumber utama karya Wahbah Al-Zuhaily al-Fiqh al-Islāmī wa Adillatuh, serta didukung oleh literatur fikih, tafsir, dan maqāṣid alsyarī‘ ah. Analisis difokuskan pada argumentasi normatif dan maqāṣidī terhadap gagasan masa tunggu laki-laki dalam rangka memperluas wacana fikih keluarga yang adaptif terhadap realitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep masa tunggu laki-laki yang dikemukakan Wahbah Al-Zuhaily dapat dipahami sebagai upaya untuk mewujudkan prinsip-prinsip maqāṣid al-syarī‘ah, terutama dalam hal menjaga agama (ḥifẓ al-dīn) melalui pengendalian diri dan penghormatan terhadap institusi pernikahan, menjaga akal (ḥifẓ al-ʿaql) dengan memberi waktu refleksi pasca perceraian, menjaga jiwa (ḥifẓ al-nafs) dengan mencegah gejolak emosional yang berujung pada konflik, menjaga keturunan (ḥifẓ al-nasl) melalui perlindungan terhadap hak anak, dan menjaga harta (ḥifẓ al-māl) dengan mengatur tanggung jawab nafkah dan kewajiban finansial lainnya. Pandangan ini memberi kontribusi penting dalam pembangunan fikih yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender, serta relevan dengan dinamika sosial kontemporer. Kata Kunci: Wahbah Al-Zuhaily, masa tunggu laki-laki, perceraian, fikih keluarga, maqāṣid al-syarī‘ah
| Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Subjects: | 000 Karya Umum | ||||||||||||
| Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga | ||||||||||||
| Depositing User: | Mr Eko Syahputra | ||||||||||||
| Date Deposited: | 16 Jul 2025 00:34 | ||||||||||||
| Last Modified: | 16 Jul 2025 00:34 | ||||||||||||
| URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/90266 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
