TEGUH AGUSTIAN WINANDI, - (2025) STUDI KOMPARATIF FILSAFAT KEBAHAGIAAN PERSPEKTIF AL FARABI (950 M) DAN MARCUS AURELIUS. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text (GABUNGAN)
SKRIPSI TEGUH AGUSTIAN WINANDI LENGKAP KECUALI BAB IV - TEGUH AGUSTIAN WINANDI Aqidah dan Filsafat Islam S1.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview |
|
|
Text (HASIL PENELITIAN)
BAB IV - TEGUH AGUSTIAN WINANDI Aqidah dan Filsafat Islam S1.pdf Restricted to Repository staff only until 2025. Download (1MB) |
||
|
Text (PENYATAAN PUBLIKASI)
SURAT PERNYATAAN - TEGUH AGUSTIAN WINANDI Aqidah dan Filsafat Islam S1.pdf - Published Version Download (174kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini membandingkan pandangan filsafat kebahagiaan antara Al-Farabi dari dunia Islam dan Marcus Aurelius dari dunia Barat. Keduanya memiliki pandangan mendalam tentang kebahagiaan, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda. Al-Farabi menjelaskan konsep ini dalam Tahsil al-Sa’adah, dan Terapi Bahagia, sedangkan Marcus Aurelius melalui karyanya, Meditations. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemikiran Filsafat Kebahagiaan perspektif Al-Farabi dan Marcus Aurelius, serta mengetahui persamaan dan perbedaannya. Rumusan masalah penelitian ini mempertanyakan tentang kebahagiaan menurut Al-Farabi, dan Marcus Aurelius, perbedaan dan persamaan pemikiran kedua tokoh tersebut. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka (library research) dengan pendekatan kualitatif deskriptif dan analisis komparatif. Data diperoleh dari sumber primer berupa karya karya utama kedua filsuf serta literatur sekunder yang relevan berupaya jurnal, artikel, dan hal lainnya yang terkait dengan penelitian ini serta masih relevan. Analisis dilakukan dengan membandingkan konsep kebahagiaan dari tokoh, mengindentifikasi persamaan dan perbedaan. Menurut Al- Farabi, kebahagiaan sejati dicapai dengan menyempurnakan jiwa melalui empat keutamaan: teoritis, intelektual, akhlak, dan praktis. Ia menekankan peran Tuhan sebagai sumber kebahagiaan serta pentingnya peran masyarakat dan negara ideal (al-madinah al-fadillah) dalam membimbing individu menuju kebahagiaan. Sedangkan Marcus Aurelius mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati terletak pada ketenangan batin yang diperoleh melalui pengendalian diri, kebajikan, dan penerimaan terhadap takdir. Sebagai seorang filsuf Stoik, ia percaya bahwa kebahagiaan tidak tergantung pada faktor eksternal (duniawi), melainkan pada sikap dan tindakan individu dalam menghadapi kehidupan. Ternyata, meskipun Al-Farabi dan Marcus Aurelius berasal dari tradisi yang berbeda, namun keduanya sepakat bahwa kebahagiaan sejati dicapai melalui pengembangan kebajikan dan pengendalian diri. Perbedaan yang prinsip terletak pada aspek teologis, dan rasio. Kata kunci: Filsafat, Kebahagiaan, Al-Farabi, Marcus Aurelius.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| Contributors: |
|
||||||||||||
| Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Ilmu Aqidah | ||||||||||||
| Depositing User: | Mr. Supliadi | ||||||||||||
| Date Deposited: | 30 Jun 2025 02:09 | ||||||||||||
| Last Modified: | 30 Jun 2025 02:09 | ||||||||||||
| URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/89006 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
