DINDA, - (2025) STILISTIKA AL-QUR’AN : STUDI MAKNA TṠU’BĀN, JĀṆ DAN ḤAYYAH DALAM KISAH NABI MUSA AS. Thesis thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
![]() |
Text
HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
|
|
Text
SKRIPSI FULL.pdf Download (6MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Dinda (2024): Stilistika al-Qur’an (Studi Makna Kata Tṡu’bān, Jāṇ dan Ḥayyah dalam Kisah Nabi Musa as. ). Teks atau bahasa al-Qur’an merupakan bagian dari mukjizat al-Qur’an yang menarik untuk dipelajari. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang telah sampai kepada kita dalam bentuk otentiknya. Ayat-ayat kisah dalam al-Qur’an tersebar dalam 35 surat dan hampir sekitar 1600 ayat Kisah nabi Musa adalah salah satu kisah yang menarik dalam al-Qur’an karena sering diulang dalam beberapa surah. Sehingga, kisah ini menarik untuk dikaji dari segi Ushlub bahasanya. Kata tṡu’bān, jāṇ dan ḥayyah semuanya bermakna ular jika diterjemahkan kedalam bahasa indonesia, menarik untuk membahas lebih jelas penggunaan dari tiga kata tersebut dalam kisah Nabi Musa as. Rumusan masalah yang dipaparkan dalam tesis ini adalah: Apa makna kata tṡu’bān, jāṇ dan ḥayyah dalam al-Qur’an. serta, Bagaimana rahasia dibalik perbedaan redaksi tṡu’bān, jāṇ dan ḥayyah dalam kisah Nabi Musa as. Penelitian ini menggunakan metode maudhu’i dengan jenis penelitian library research. Hasil dari penelitian ini adalah: istilah ḥayyah adalah nama umum untuk semua jenis ular, baik jantan maupun betina, kecil maupun besar. Sedangkan tṡu’bān adalah ular besar dan jāṇ adalah ular kecil. Tṡu’bān-mubin digunakan untuk menunjukkan bahwa ular yang muncul dalam peristiwa tersebut tampak nyata dan jelas dihadapan Fir’aun dan pengikutnya. ungkapan tahtazzu ka-annaha jāṇ menekankan kelincahan ular tersebut dengan menyerupakannya pada jāṇ. Penggunaan kata Jāṇ bukan untuk menggambarkan ukuran ular melainkan untuk menonjolkan sifat gesitnya. Istilah Ḥayyah-Tas’a, menggambarkan bahwa ular yang bergerak cepat dan melata di tanah. Al-Qur’an menggunakan variasi kata tṡu’bān, jāṇ dan ḥayyah dengan perbedaan nuansa makna yang sangat halus. Kata tṡu’bān digunakan untuk menggambarkan kekuatan dan kedahsyatan mukjizat. Kata jāṇ untuk menekankan gerakan cepat dan dinamis yang mengejutkan. Kata ḥayyah fokus pada kehidupan proses kehidupan benda mati menjadi hidup. Perbedaan ini menunjukkan keindahan bahasa al-Qur’an. Kata Kunci: Stilistika, Tṡu’bān, Jāṇ, Ḥayyah, al-Qur’an
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum 000 Karya Umum |
||||||||||||
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga | ||||||||||||
Depositing User: | pps - | ||||||||||||
Date Deposited: | 22 Jan 2025 03:03 | ||||||||||||
Last Modified: | 22 Jan 2025 03:05 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/86104 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |