ADE FITRAH KENANGA, - (2024) MAKNA FILOSOFIS PADA UKIRAN MASJID RAYA SUMATERA BARAT PADANG. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.
|
Text
SKRIPSI FULL.pdf Download (4MB) | Preview |
|
![]() |
Text
HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (799kB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini merupakan kajian tentang Makna Filosofis Atap Bagonjong Masjid Raya Sumatera Barat. Penelitian ini bermula dari atap bagonjong yang digunakan sebagai pengganti kubah pada masjid Raya Sumatera Barat yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Minangkabau yang dimana atap bagonjong banyak digunakan pada kantor-kantor saja. Penelitian ini difokuskan pada dua permasalahan yakni, bagaimana sejarah atap bagonjong dalam tradisi masyarakat Minangkabau dan apa saja bentuk ukiran yang mengandung makna filosofis dari atap bagonjong pada masjid Raya Sumatera Barat di Padang. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan desktiptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam pengumpulan data penelitian, dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi yang diperoleh langsung dari sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam hal ini informan terdiri sesepuh/saksi, ketua adat, takmir masjid, desain interior masjid, kepala bidang sosial kemasyarakatan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT). Hasil penelitian ini adalah dimulai dari sejarah atap bagonjong yang berasal dari adu kerbau yang dimenangkan oleh masyarakat minang pada zaman kejaraan Majapahit yang meminta uang pajak pada kerajaan Pagaruyuang yang dimana kerajaan Majapahit menyediakan kerbau yang sangat besar, sedangkan kerajaan Pagaruyuang yang menyediakan anak kerbau yang masih menyusui dengan meletakkan sebuah bambu tajam pada tanduknya. Dan diatap masjid terdapat 13 ukiran yang mengandung makna filosofis yakni, ukiran pucuak rabuang, siriah gadang, bada mudiak, rajp tigo selo, niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, sagi lapan, kaluak paku, bungo tanjunag, kabek pinggang rangsitujuah, saik wajik babungo, saik galamai, dan yang dimana 13 ukiran ini tidak terlepas dari adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah, yang dimana adat memakai dan agama yang mengatur apakah adat itu bisa dipakai atau tidaknya. Kata Kunci: Makna, Filosofis, Masjid, Ukiran.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.01 Filsafat dan Teori tentang Agama Islam 000 Karya Umum |
||||||||||||
Divisions: | Fakultas Ushuluddin > Aqidah dan Filsafat | ||||||||||||
Depositing User: | fushu - | ||||||||||||
Date Deposited: | 07 Jan 2025 02:48 | ||||||||||||
Last Modified: | 07 Jan 2025 02:51 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/85181 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |