Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

HUKUM MENGKONSUMSI HASIL BURUAN YANG TELAH DIGIGIT ANJING PEMBURU MENURUT PERSPEKTIF MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SYAFI’I

T. Said Buchari Ismail, - (2024) HUKUM MENGKONSUMSI HASIL BURUAN YANG TELAH DIGIGIT ANJING PEMBURU MENURUT PERSPEKTIF MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SYAFI’I. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img] Text
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (790kB)
[img]
Preview
Text
SKRIPSI LENGKAP KECUALI BAB IV.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perbedaan pendapat antara Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i. Tentang Hukum Mengkonsumsi Hasil Buruan Yang Telah Digigit Anjing Pemburu. Dalam penulisan skripsi ini penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: Pertama, bagaimana pendapat Mazhab Maliki mengenai hukum mengkonsumsi hasil buruan yang telah digigit anjing pemburu, beserta dalil yang digunakannya. Kedua, bagaimana pendapat Mazhab Syafi’i mengenai hukum mengkonsumsi hasil buruan yang telah digigit anjing pemburu, beserta dalil yang digunakannya. Ketiga, bagaimana analisis istinbath dari Fiqh Muqaran. Penelitian ini berbentuk Studi Kepustakaan (Library Research). Sumber yang dipakai meliputi sumber primer yaitu: kitab Al-Muwattha’ karangan Imam Malik dan kitab al-Umm karangan Imam Syafi’i, dan sumber sekunder yaitu Fiqih Islam Wa Adillatuhu, bidayatul mujtahid, al-Mudawwanah al-Kubro, al-Istidzkar, Adz-Dzakhira, Al-Majmu’ syarah Al-Muhadzdzab buku-buku terkait pembahasan penelitian ini. Pembahasan dan analisis menggunakan metode deskriptif (penjelasan) dan komparatif (perbandingan). Hasil penelitian ini membandingkan 2 (dua) pendapat mazhab yang berbeda, yaitu antara Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i tentang mengkonsumsi hasil buruan yang telah digigit anjing pemburu. Mazhab Maliki berpendapat membolehkan untuk mengkonsumsi hasil buruan tersebut berdasarkan dari hadits Abu Tsa’labah al-Khusyani. Sedangkan Mazhab Syafi’i tidak membolehkan untuk memakannya berdasarkan hadits Adi bin Hatim, yang mana salah satu syarat terlatihnya anjing pemburu itu ialah tidak memakan hasil buruan tersebut. Dari dua pendapat tersebut penulis lebih condong kepada pendapat Mazhab Syafi’i yang mengatakan bahwa mengkonsumsi hasil buruan yang telah digigit anjing pemburu itu tidak diperbolehkan karena salah satu syarat terlatih anjing pemburu ialah tidak memakan hasil buruan tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributionNameNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorZULFAHMI NUR, -2001017101UNSPECIFIED
Thesis advisorAhmad Fauzi, -2123017601UNSPECIFIED
Subjects: 000 Karya Umum
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 27 Jul 2024 02:27
Last Modified: 27 Jul 2024 02:27
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/83702

Actions (login required)

View Item View Item