SOBAR SIREGAR, - (2024) KONTEKSTUALISASI MAKNA HADIS “DOA MEMINTA MISKIN’’ DALAM TINJAUAN TASAWUF. Skripsi thesis, UIN SUSKA RIAU.

Preview	Text SKRIPSI LENGKAP KECUALI BAB IV.pdf Download (8MB) | Preview
	Text (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (963kB)

Abstract

Penelitian ini berjudul “Kontekstualisasi Makna Hadis Doa Meminta Miskin Dalam Tinjauan Tasawuf”. Lebih dari 50% dari 56 negara muslim di dunia dapat diklasifikasikan sebagai negara miskin. Fenomena kemiskinan tersebut juga terdapat di indonesia, bahkan 14% dari rakyatnya masih dikategorikan sebagai rakyat miskin. Di samping itu di ketahui bahwa Nabi Muhammad Saw yang merupakan panutan dari umat muslim hidup dalam suasana sederhana walaupun sebenarnya memiliki banyak harta. Tentang hidup miskin terdapat riwayat hadis bahwa Rasulullah Saw sendiri meminta hidup dalam keadaan miskin dan diwafatkan dalam keadaan miskin. Hadis ini memicu beberapa masalah tentang bagaimana sebenarnya status dan pemahaman hadis tersebut serta bagaimana realitas ajaran tasawuf dalam kontekstualisasi hadis doa meminta miskin tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Reseach) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian (1) hadis tentang doa meminta miskin tersebut merupakan hadis Ahad yang Aziz dengan kualitas Hasan li Ghairihi. (2) makna “miskin” dalam hadis tersebut adalah ketundukan atau rendah hati bukan berderajat rendah atau kurang dari harta, jadi dari makna hadis meminta miskin tersebut dapat dipahami bahwa seolah-olah Rasulullah berdoa agar tidak dijadikan sombong. Selain itu ajaran tasawuf memandang agar umat memperbaiki akhlaknya dan tidak berharap kepada selain Allah SWT. agar mereka bersifat Qona’ah (merasa cukup dengan harta yang dimilikinya) serta sedikit banyaknya harta tidak mempengaruhi akhlaknya. Kata Kunci: Kontekstualisasi Hadis, Miskin, Tasawuf.

Actions (login required)

View Item