Fadilah Awaliyah,, - (2024) Studi Analisis Pergeseran Nilai Mahar Perkawinan di Indonesia Perspektif Maqashid Al-Syari’ah. Thesis thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

	Text (BAB IV) PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (532kB)
Preview	Text TANPA BAB IV.pdf Download (6MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Awaliyah, Fadilah (2024): Studi Analisis Pergeseran Nilai Mahar Perkawinan di Indonesia Perspektif Maqashid Al-Syari’ah Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk pergeseran nilai mahar perkawinan di Indonesia dan tinjauan maqashid al-syari’ah tentang pergeseran nilai mahar perkawinan. Belakangan ini, muncul tradisi baru dalam perberian mahar perkawinan di Indonesia. Mahar perkawinan yang sebelumnya berupa uang, emas, atau bentuk fisik lainnya yang berharga kini berubah menjadi bentuk-bentuk yang cenderung unik dan nyeleneh. Munculnya pemberian mahar berupa segelas air putih, secangkir kopi, seekor burung, sebatang linggis, tiga butir telur ayam dan sandal jepit menunjukkan telah terjadinya pergeseran nilai mahar perkawinan. Sehingga, dibutuhkan pengkajian yang mendalam untuk mengetahui kesesuaian mahar tersebut dengan substansi nilai mahar itu sendiri. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data berupa berbagai literatur yang berhubungan dengan pergeseran nilai mahar perkawinan di Indonesia perspektif maqashid al-syari’ah. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode telaah dokumentasi dan telaah buku dengan cara mencari dan menggali referensi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, baik yang berbentuk buku, artikel maupun dalam bentuk pemberitaan di media sosial. Kemudian, data tersebut dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang analisis pergeseran nilai mahar perkawinan di Indonesia perspektif maqashid al-syari’ah dapat disimpulkan bahwa pemberian mahar mestilah berupa harta yang bernilai, bermanfaat, dan berharga. Sedangkan bentuk-bentuk mahar yang penulis sampaikan berupa segelas air putih, secangkir kopi, seekor burung, sebatang linggis, tiga butir telur ayam dan sandal jepit merupakan pemberian yang tidak bernilai, sedikit manfaatnya, dan tidak berharga sama sekali. Hal ini menunjukkan terjadinya pergeseran nilai mahar. Padahal, salah satu substansi nilai mahar dalam Islam adalah sebagai bentuk cinta, kasih sayang, dan penghormatan calon suami kepada calon istri. Meskipun bentuk-bentuk mahar tersebut memiliki nilai romantisme dan kenangan yang membekas, tetapi mahar-mahar yang cenderung unik dan nyeleneh tersebut tidak relevan karena tidak menunjukkan adanya penghormatan kepada wanita dan justru terkesan merendahkan wanita. Selain itu, mahar tersebut bersifat sesaat dan tidak permanen serta tidak memiliki nilai ekonomis karena tidak bisa dijual. Namun, secara maqshid, bentuk-bentuk mahar unik tersebut diperbolehkan karena dapat menjaga maqashid an-nasb. Hanya saja, pemberian mahar tersebut merupakan sesuatu yang tidak perlu ditiru. Kata Kunci: Pergeseran Nilai, Mahar, Maqashid al-Syari’ah, dan Hukum Islam

Actions (login required)

View Item