Romadhona Darma Putra, RDP (2024) AL-KABA’IR DALAM AL-QUR`AN (Studi Komparatif tafsir Ath-Thabari dan Tafsir Al-Kasysyaf). Thesis thesis, UIN Suska Riau.
|
Text
TESIS romadhona.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text
TESIS romadhona bab iv.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Walaupun pentingnya menjauhi perbuatan dosa besar telah lumrah diketahui oleh setiap muslim, akan tetapi pengetian dari dosa besar itu sendiri dalam pandangan para ulama masih menuai banyak perbedaan. Sebagian menyatakan bahwa yang dinaksud dengan dosa besar adalah dosa yang mengakibatkan had (hukuman khusus) didunia dan diancam dengan (ancaman khusus) diakhirat, sementara yang lain menyatakan bahwa dosa besar adalah setiap dosa yang menimbulkan kerusakan yang besar. Penelitian ini menjadi menarik, sebab pandangan yang berbeda tersebut akan dilihat melalui lensa dua ahli tafsir yang menjadi acuan dari dua mazhab yang berbeda, yaitu Ath-Thabari dan AlZamakhsyari, dengan rumusan masalah: Bagaimana (1) pandangan dan penafsiran Ath-Thabari dan Al-Zamakhsyari prihal Al-Kaba’ir? Dan bagaimana (2) persamaan dan perbedaan kedua tokoh tersebut dalam menafsirkan AlKaba’ir? Penelitian ini berjenis library research dan menggunakan pendekatan: komparatif, Kemudian dianalisis secara deskriptif-analitis. Hasil penelitian menyebutkan bahwa (1) Ath-Thabari berpandangan bahwa yang dimaksud dengan Al-kaba’ir adalah: menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada kedua orangtua, membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh, berkata dengan perkataan dusta termasuk pula bersaksi dengan kesaksian palsu, menuduh wanita baik-baik berbuat zina, sihir, lari dari medan perang, dan berzina dengan istri tetangga. Sedangkan Al-Zamakhsyari berpandangan bahwa yang dimaksud dengan AlKaba’ir adalah: seluruh perbuatan dosa maksiat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Adapun argumentasi yang digunakan oleh Ath-Thabari: pertama, frase kabaa’iro maa tunhauna dalam Q.S An Nisa‟ ayat 31, adalah dosa-dosa besar khusus yang telah nabi kabarkan dalam hadis-hadis yang shohih. kedua, pandangan beliau bahwa tidak diperkenankan untuk melihat kategori dosa besar selain dari apa yang telah ada dalam hadis shohih. Sedangkan argumentasi yang digunakan oleh Al-Zamakhsyari: pertama, frase kabaa’iro maa tunhauna dalam Q.S An Nisa‟ ayat 31, adalah segala dosa-dosa yang dianggap besar. Kedua, pandangan beliau terhadap seluruh riwayat yang ada terkait dosa-dosa besar, seperti halnya perkataan Ibn Abbas ketika ditanya tentang dosa besar “Macamnya ada sampai tujuh puluh hingga tujuh ratus macam, yang paling ringkas adalah tujuh macam. Tetapi tidak ada dosa besar bila disertai dengan istigfar, dan tidak ada dosa kecil bila dibarengi dengan terus-menerus melakukannya”. (2)Ath-Thobari dan Al-zamakhsyari ketika menafsirkan ayatayat dosa besar mereka sama-sama menekankan tentang pentingnya menjauhi dosa besar dan menyatakan bahwa dosa besar hanya dapat terhapus dengan bertaubat, namun mereka berbeda dalam hal pengklafikasian dosa besar. Kata Kunci: Al-Kaba’ir,Al-Qur’an, Ath-Thabari, Al-Kasysyaf
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 000 Karya Umum > 001 Ilmu Pengetahuan 000 Karya Umum |
||||||||||||
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Tafsir Hadist | ||||||||||||
Depositing User: | pps - | ||||||||||||
Date Deposited: | 12 Jul 2024 04:32 | ||||||||||||
Last Modified: | 12 Jul 2024 04:38 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/81554 |
Actions (login required)
View Item |