ALI AHMAD DAHURI, - (2024) NILAI-NILAI SOSIOLOGIS DALAM PEMBAGIAN WARIS PISOKO PADA MASYARAKAT ADAT KAMPAR MENURUT HUKUM KELUARGA ISLAM. Thesis thesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
|
Text
GABUNGAN TESIS KECUALI BAB IV.pdf Download (11MB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
BAB IV PEMBAHASAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
Abstract
ABSTRAK Ali Ahmad Dahuri (2024): “Nilai-Nilai Sosiologis dalam Pembagian Waris Pisoko pada Masyarakat Adat Kampar Menurut Hukum Keluarga Islam” Masyarakat Kampar memiliki sistem pembagian warisan secara adat yang masih lestari secara turun-temurun hingga hari ini. Sistem warisan tersebut dinamakan dengan waris pisoko. Pembagian waris pisoko ini, jika dilihat secara sepintas berlainan dan bertentangan dengan sistem warisan yang berlaku di dalam hukum Islam, tepatnya sistem pembagian warisan yang tertera di dalam QS. An-Nisa [3]: 11. Penelitian ini bertujuan untuk, pertama, melihat bagaimana sistem waris pisoko ini dijalankan oleh masyarakat Kampar. Kedua, bagaimana nilai-nilai sosial yang terkandung di dalam pembagian waris pisoko tersbut. Dan, ketiga, bagaimana tinjauan hukum keluarga Islam terhadap pembagian waris pisoko tersebut. Jenis penelitian yang dipergunakan adalah jenis penelitian yang bersifat kualitatif-lapangan, sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data lisan dari masyarakat Kampar. Data-data tersebut diolah dan diambil dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam bentuk deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, pembagian waris pisoko dilakukan oleh masyarakat Kampar dengan mengadakan musyawarah sebelum melakukan pembagian warisan. Adapun sistem pembagian warisannya adalah dengan tidak menggunakan hitungan matematis untuk menentukan bagian-bagian ahli waris. Akan tetapi, menggunakan pembagian warisan berdasarkan jenis atau bentuk harta. Harta berjenis rumah akan menjadi bagian anak perempuan bungsu, yang dikenal dengan istilah Istilah uma sociek, koghong sabidang (rumah beserta tapak rumah) sedangkan jika mempunyai anak perempuan lain, diberikan tanah untuk tapak rumah sebagai perlindungan bagi kaum perempuan. Sedangkan harta berjenis kebun dan lahan lainnya yang dapat diolah akan menjadi bagian ahli waris kaum laki-laki, sebagai bekal bagi mereka untuk menafkahi keluarganya kelak. Kedua, nilai-nilai sosial yang terkandung di dalam sistem pembagian waris pisoko ini adalah adanya keadilan dalam pembagian warisan, terciptanya solidaritas dalam keluarga, terjalinnya keseimbangan generasi, terjaganya ketertiban sosial dan hukum di tengah-tengah masyarakat Kampar. Ketiga, Ketentuan hukum kewarisan adat masyarakat Kampar ini, hemat penulis, jika dilihat dari sudut esensi, ideal moral atau maqashid syari‟ah bukanlah sebagai penyimpangan atau bertentangan dari dan dengan prinsip kewarisan hukum keluarga Islam. Karena di dalam sistem warisan pisoko ini terdapat nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang terkandung di dalam sistem waris pisoko masyarakat Kampar ini, secara substansial, tidak bertentangan. Kata kunci: Waris, Pisoko, Kampar.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 300 Ilmu Sosial > 340 Ilmu Hukum 000 Karya Umum |
||||||||||||
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga | ||||||||||||
Depositing User: | pps - | ||||||||||||
Date Deposited: | 02 Jul 2024 07:24 | ||||||||||||
Last Modified: | 02 Jul 2024 07:24 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/80398 |
Actions (login required)
View Item |