Search for collections on Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Repository

MENGURUS JENAZAH NON MUSLIM MENURUT MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SYAFI’I

PANGUHALAN HARAHAP, - (2024) MENGURUS JENAZAH NON MUSLIM MENURUT MAZHAB MALIKI DAN MAZHAB SYAFI’I. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI PANGUHALAN HARAHAP.pdf

Download (2MB) | Preview
[img] Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (813kB)

Abstract

ABSTRAK Panguhalan Harahap (2024) : Mengurus Jenazah non-Muslim menurut Mazhab Maliki dan Mazhab Syafi’i Penulisan skripsi ini dilatar belakangi bahwa adanya perbedaan pendapat mengenai mengurus jenazah non-Muslim di kalangan mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i tentang membedakan antara perbuatan ini ibadah atau kebersihan dalam fikih. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapat mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i tentang hukum mengurus jenazah non-Muslim, serta analisa fikih muqaran yang digunakan mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i dalam hal pendapat paling rajih dan relevan dalam konteks kekinian. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan (Library Resarch) yang bersipat kualitatif. Adapun sumber data primer, yaitu kitab al-Mudawwanah al-Kubra karya Imam Malik dari mazhab Maliki dan kitab al-Umm karya Imam Syafi’i, kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab karya Muhyiddin Syarf al-Nawawi dari mazhab Syafi’i. Sumber sekunder yaitu kitab fikih bercorak muqaran seperti Bidayatul Mujtahid karya Ibnu Rusyd dan kitab-kitab yang berkaitan dengan tema penulisan ini. Jenis data adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan perbandingan (komparatif/ muqaranah). Teknik pengumpulan data adalah dengan membaca dan mentelaah pendapat mazhab Maliki dan mazhab Syafi’i yang terdapat dalam karya masing-masing, kemudian mentelaah argumentasi dari kedua pendapat mazhab tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: pertama, menurut mazhab Maliki mengurus jenazah non-Muslim adalah perbuatan yang dilarang, karena tidak boleh menunjukkan loyalitas kepada non-Muslim. Kedua, mazhab Syafi’i membolehkan mengurus jenazah non-Muslim seperti memandikan, mengkapani, dan menguburkannya, dengan mengecualikan dalam hal menshalatkan dan mendoakannya. Menurut Syafi’iyyah, memandikan, mengafani, dan menguburkan bukan dalam masuk kategori ibadah, tetapi hanya masuk kategori kebersihan. Ketiga, kedua mazhab ini sama-sama menjadikan hadits Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib untuk mengurusi jenazah ayahnya. Akan tetapi, masing-masing ulama dari kalangan kedua mazhab ini berbeda dalam memahaminya. Mazhab Maliki memahami saat Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib menguburkan jenazah ayahnya, dan Nabi tidak ikut serta untuk menguburkannya, dan ini menjadi dalil mazhab Maliki tidak membolehkan mengurus jenazah non-Muslim karena termaksud memberikan loyalitas. Sedangkan mazhab Syafi’i memahami hadits tersebut Nabi bukan untuk melarang akan tetapi tidak mempermasalahkan Ali bin Abi Thalib mengurus jenazah ayahnya. Menurut penulis pendapat paling relevan dan kuat (rajih) dengan konteks sekarang adalah pendapat dari mazhab Syafi’i yang membolehkan mengurus jenazah non-Muslim apalagi pada kerabat yang non-Muslim, bisa jadi perbuatan ini unsur dakwa bahwa Islam itu memperlakukan manusia dengan baik sampai ia meninggal dunia. Kata Kunci : Jenazah, non-Muslim, Malikiyyah, Syafi’iyyah, Komparasi

Item Type: Thesis (Skripsi)
Contributors:
ContributionNameNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorAHMAD ZIKRI2010096804ahmadzikri@uin-suska.ac.id
Thesis advisorAHMAD MASARI2019068401ahmadmasari@uin-suska.ac.id
Subjects: 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.2 Teologi Islam, Aqaid dan Ilmu Kalam > 297.28 Hubungan Islam dan Agama Lainnya
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Mazhab dan Hukum
Depositing User: fasih -
Date Deposited: 07 Jun 2024 07:22
Last Modified: 07 Jun 2024 07:22
URI: http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/79148

Actions (login required)

View Item View Item