MUHAMMAD MUHSIN AFWAN, MA (2024) ANALISIS WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK SAUDARA KANDUNG DALAM SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 3 TAHUN 2015 PERSPEKTIF MAQASHID SYARI’AH. Thesis thesis, UIN Suska Riau.
|
Text
TESIS M M AFWAN FINAL..pdf - Published Version Download (18MB) | Preview |
|
Text
TESIS M afwan IV.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (18MB) |
Abstract
Dalam Pasal 185 Kompilasi Hukum Islam (KHI) diterangkan tentang ketentuan ahli waris pengganti. Yaitu penggantian kedudukan seseorang yang telah meninggal dunia sebelum pembagian warisan oleh keturunannya. Setelah SEMA Nomor 3 Tahun 2015 diberlakukan, anak saudara kandung tidak lagi termasuk ahli waris pengganti, sebagai tindak lanjut anak perempuan saudara kandung diberikan wasiat wajibah sedangkan anak laki-laki saudara kandung diposisikan sebagai ahli waris. Penelitian ini bertujuan mengungkap aspek Maqashid Syari‟ah dalam wasiat wajibah bagi anak saudara kandung. Rumusan masalah pada penelitian ini terfokus pada pembahasan dasar SEMA Nomor 3 Tahun 2015 dalam menetapkan wasiat wajibah bagi anak saudara kandung, analisis dan tinjauan maqashid syari‟ah, serta konsep ideal wasiat wajibah bagi anak saudara kandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan mengumpulkan data-data khusus terkait wasiat wajibah, kemudian menyimpulkannya sebagai konsep umum, atau yang disebut dengan induktif. Hasilnya, bahwa dasar wasiat wajibah bagi anak saudara memiliki landasan kuat. Akan tetapi penetapan anak laki-laki sebagai ahli waris hanya terbatas pada anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung, sedangkan anak laki-laki dari saudara perempuan tidak dapat berposisi menjadi ahli waris. Selanjutnya dari aspek maqashid syari‟ah, wasiat wajibah bertujuan menyelamatkan kerabat pewaris dari kefakiran sehingga wasiat wajibah tergolong ke dalam maqashid hajjiyah pada aspek hifzh al-mal. Berdasarkan maqashid syari‟ah wasiat wajibah yang dikhususkan bagi anak perempuan saudara kandung terkesan mendiskriminasi anak laki-laki saudara kandung yang mungkin terhijab dalam menerima warisan. Selanjutnya penulis menawarkan konsep wasiat wajibah yang diterapkan di Yaman untuk diterapkan dalam wasiat wajibah anak saudara kandung, dengan mengedepankan aspek keadilan. Yaitu mempersyaratkan jumlah harta pewaris mencapai kriteria kaya dan anak saudara kandung yang menerima wasiat wajibah tergolong fakir sehingga membutuhkan bantuan melalui wasiat wajibah.
Item Type: | Thesis (Thesis) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | 200 Agama > 290 Agama Selain Kristen > 297 Islam > 297.5 Etika Islam, Praktik Keagamaan | ||||||||||||
Divisions: | Program Pascasarjana > S2 > Hukum Keluarga | ||||||||||||
Depositing User: | pps - | ||||||||||||
Date Deposited: | 22 Apr 2024 05:48 | ||||||||||||
Last Modified: | 22 Apr 2024 05:48 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uin-suska.ac.id/id/eprint/78306 |
Actions (login required)
View Item |